Seputar Tapsel

Empat Brimob dan 2 Satpam DIBACOK

Di Perbatasan Palas dan Rohul
PALAS- Empat anggota Brimob Detasemen C Maragordong, Sipirok, Tapanuli Selatan dan dua security PT Mazuma Agro Indonesia (MAI) dirawat di Rumah Sakit Permata Madina, Sibuhuan, Kabupaten Padang Lawas, Jumat (3/2). Keenamnya mengalami luka bacokan akibat bentrok dengan warga Batang Kumu, Riau, Kamis (2/2) lalu.“Ada enam orang dirawat di sini. Dua di antaranya security PT MAI,” terang Direktur Rumah Sakit Permata Madina, dr Bety, kepada METRO, kemarin. dr Bety menerangkan, keseluruhan anggota satuan Brimob adalah Briptu Ishak Harahap, Briptu Depari, Briptu Anju Arwan, Briptu Indra Brutus. Sedangkan dua security PT MAI, Bambang Irawan (30) dan Muhamamad Hari Saputra Siregar (22).
Anggota Brimob, sambung dr Betty, dirawat di ruangan VIP Arafah 5, Arafah 6 dan Arafah 7, lantai II Rumah Sakit Permata Madina. Sementara dua security dirawat di ruangan Raudah I dan Raudah II yang berada di lantai I.
“Empat anggota Brimob masuk Rumah Sakit Permata Madina, Jumat (3/2) pagi sekira pukul 8.30 WIB. Sedangkan Bambang dan Muhammad Hari masuk Kamis (2/2) sore sekira pukul 16.00 WIB,” terang dr Betty.
Sementara itu, dr Boy Sahrial SpB yang menangani Bambang Irawan, menyebutkan, korban sempat kritis, sehingga terpaksa dioperasi untuk pembersihan luka dan pemasangan pen. Kini, kondisinya semakin membaik.
“Bambang Irawan kritis karena mengalami luka pada kepala bagian belakang. Diduga akibat kena cangkul dan luka bacok pada kaki. Sedangkan Muhamamad Hari Saputra Siregar luka bacok pada dahi sebelah kiri,” terang dr Boy.
Investigasi ke Lapangan
Kasat Brimob Poldasu Kombes Setyo Boedi saat menjenguk anggota satuannya di Rumah Sakit Permada Madina, Jumat (3/2) sekira pukul 11.00 WIB, mengatakan, empat anggotanya diduga luka-luka akibat sabetan senjata tajam. Keempatnya masih berada di ruangan instalasi untuk mendapatkan perawatan intensif. Selain menjenguk, kata Setyo Boedi, pihaknya akan melakukan investigasi ke lapangan. Dan, sampai saat ini, pihaknya belum dapat memberikan keterangan resmi tentang kronologi peristiwa bentrokan berdarah tersebut.
Bambang, Baru 1 Bulan jadi Satpam
Petugas keamanan PT MAI, Bambang Irawan (30) yang mengalami kritis akibat bentrok dengan warga Rohul ternyata baru sebulan bekerja di PT MAI. Ia bekerja sebagai security atau satpam di perusahaan itu setelah melalui proses ketat.
Hal ini terungkap saat METRO menyambangi Asih (29), istri Bambang, di Ruang Raudah 1 Rumah Sakit Permata Madina, Jumat (3/2) siang.
Menurut Asih, suaminya (Bambang Irawan) baru satu bulan bertugas di PT MAI. “Abang baru satu bulan kerja sebagai Satpam di PT MAI. Kalau dihitung-hitung baru satu kali menerima gaji,” ujarnya.
Ibu anak satu ini menambahkan, mereka merupakan warga Jalan Binjai, Kilometer 16 Desa Simayang, Kecamatan Siunggal, Kabupaten Deliserdang. “Kami dibawa ke PT MAI oleh abang kami dari Sidimpuan bulan lalu. Memang pengalaman suami saya sudah lama menjadi security. Namun, kejadian Kamis (2/2) siang membawanya seperti ini,” ungkapnya sembari menggendong anaknya yang baru berusia 3 tahun.
Pantauan METRO, hingga saat ini, Rumah Sakit Permata Madina masih dijaga petugas dari satuan Brimob.
Belum Ada Kesepakatan
PT Mazuma Argo Indonesia (MAI) merupakan perusahaan perkebunan sawit milik H Maslin Batubara. Sementara lahan sengketa antara PT MAI dengan warga Desa Batang Kumuh, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau berada di Patok 58-60. Kawasan itu merupakan daerah perbatasan dengan Kabupaten Palas.
“PT MAI milik Pak Maslin. Sedangkan lahan sengketa sebenarnya masih masuk wilayah Palas,” ujar Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun) Palas, Suleman Harahap, ketika dihubungi melalui telepon selularnya, kemarin.
Menurut Kadishutbun, daerah perbatasan tersebut menjadi sengketa karena belum ditandatangani kesepakatan perbatasan yang tegas antara dua provinsi. Sedangkan sebelum Palas mekar dan masuk wilayah kabupaten induk Tapanuli Selatan (Tapsel), sudah beberapa kali dilakukan pertemuan untuk menetapkan batas kabupaten dan provinsi tersebut.
Diceritakannya, saat masih wilayah Tapsel, beberapa kali antara pihak terkait Pemkab Tapsel dan Pemprovsu sudah melakukan pertemuan dengan Pemkab Rohul dan Provinsi Riau. Saat itu, kedua daerah beda provinsi ini sudah sama-sama turun ke lapangan untuk menentukan tapal batas. Hasilnya, maka dibuatlah patok 58-60 sebagai batas Kabupaten Tapsel saat itu dengan Kabupaten Rohul.
Tapi, tutur Suleman, ketika dua daerah hendak menandatangani ketentuan tapal batas yang patoknya sudah sama-sama dibuat, pihak Kabupaten Rohul dan Provinsi Riau tidak mau menandatanganinya. “Hingga saat ini. Tapi patok 58-60 tersebut masih ada dan belum berpindah. Itulah alasan kenapa daerah perbatasan itu menjadi sengketa hingga saat ini,” tuturnya.
Sudah Koordinasi
Camat Huragi, Kabupaten Palas, Harjusli Fachri Siregar, menegaskan, ia bersama unsur muspika Kecamatan Hutaraja Tinggi, sudah turun ke lokasi pasca kejadian. Di sana, pihaknya bertemu dengan Kapolsek Tambusai, Kades Batang Kumuh, Kecamatan Tambusai, Sori Muda Manalu. Tujuannya, untuk mengetahui apa yang terjadi dan mengimbau jangan sampai terjadi bentrok susulan.
“Malam jam 8 (Kamis pukul 20.00 WIB), saya sudah komunikasi dengan Camat Tambusai agar sama-sama bisa menahan dan menjaga masyarakat,” ucap Harjusli, kepada METRO, kemarin.
Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak PT MAI agar sementara waktu untuk tidak melakukan aktivitas di luar, sebelum ada penyelesaian.
Saat ini, lanjut Harjusli, warga desa yang berbatasan dengan Kecamatan Tambusai Provinsi Riau tetap aman dan kondusif, termasuk masyarakat Desa Sungai Korang yang merupakan desa terdekat ke daerah kejadian sekitar 30 kilometer. “Kalau masyarakat Hutaraja Tinggi tetap aman dan kondusif,” tutur Camat.
Kemudian, pihaknya juga sudah meminta kepala desa dan lainnya untuk mengimbau masyarakat jangan mudah terprovokasi dan termakan isu-isu yang tidak benar. “Pastinya masyarakat kita aman dan tidak ada yang terlibat dalam sengketa itu,” ungkapnya.
Sebelumnya, pertumpahan darah terjadi di daerah perbatasan Riau-Sumut, Kamis (2/2), pukul 10.00 WIB. Bentrok terjadi antara masyarakat Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu (Riau) de ngan PT Mazuma Agro Indonesia (MAI) yang berada di Dusun Kuta Parit, Desa Sei Korang, Kecamatan Huta Raja, Kabupaten Palas. Akibatnya enam warga jadi korban tembak dan empat Brimob menjadi korban bacok.
Bentrok ini didasari oleh konflik sengketa lahan yang belum tuntas, akibat belum adanya kesepakatan tapal batas Riau-Sumut yang masih berada di kawasan hutan lindung. Kenyataan memicu enam warga Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai menjadi korban penembakan, yang diduga ditembak oleh oknum BKO Brimob Polda Sumut yang ditugaskan di PT MAI dengan berpakaian lengkap menggunakan senjata laras panjang.
Sementara lima warga Batang Kumu lainnya termasuk salah seorangnya kaum ibu yang belum ditemukan pihak keluarganya, dituding oleh korban ditahan oleh Oknum BKO Brimob PT MAI.
Pantauan Riau Pos (grup METRO) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasirpengaraian, enam warga Batang Kumu Kecamatan Tambusai yang mengalami luka tembak tersebut, sebelum dilarikan ke RSUD Pasirpengaraian, sempat dibawa ke Puskesmas Tambusai. Lima dari enam warga Batang Kumu tersebut, dirujuk ke RSUD Pasirpengaraian untuk mendapatkan perawatan intensif. Korban bernama Rantau Sirait (27), Johanes Sitorus (35), Nomus Sihombing (34), Frangky Dolok Saribu (30), dan Osmar Sihombing (30).
Sedangkan korban Joni Sihotang (28) yang mengalami luka tembak di bahu kiri, kini dirawat di Puskesmas Tambusai Dalu-dalu.
Kapolda Riau, Brigjen Pol Drs Suedi Husein SH MH mengatakan bahwa dia sudah menugaskan Kapolres setempat untuk memeriksa kebenaran adanya penembakan tersebut. Sementara Kabid Humas Polda Riau, AKBP Syarif Pandiangan SH menegaskan bahwa Polda Riau sudah mengirimkan tim intelijen untuk melakukan investigasi terkait permasalahan perselisihan tersebut. “TKPnya di wilayah orang, bukan wilayah Polda Riau, memang korbannya warga Rohul, jadi saya tidak bisa memberikan statemen,” kata Pandiangan.
Sedangkan Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Drs H Wisjnu Amat Sastro mengaku mengetahui kejadian tersebut melalui Polsek setempat. Menurut Wisjnu, laporan yang ia terima sampai tadi malam, korban jiwa akibat bentrok tersebut berjumlah 8 orang, 4 dari masyarakat 4 dari anggota Brimob. Bentrok berawal saat PT MAI mengerjakan lahan, tiba-tiba masyarakat yang mengklaim tanah yang dikelola PT MAI datang dan melarang. Melihat kejadian itu, petugas Brimob yang melakukan pengamanan. Akibatnya empat petugas Brimob mengalami luka bacok di kepala dan di tangan. Kini keempat anggota brimob tersebut dirawat di klinik rumah sakit PT MAI. (thg/neo/smg.metrotabagsel)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.