Budaya

IMAMI Siapkan 80 Orang Etnis Mandailing Malaysia Lawat Tanah Leluhur

 

Kaum ibu rombongan Mandailing Malaysia membaur dengan kaum ibu di Desa Alahan Kae, Ulupungkut dalam kunjungan ke tanah leluhur Mandailing tahun 2012 lalu. (arsip Mandailing Online)

PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Rombongan etnis Mandailing Malaysia tahun ini akan kembali menginjakkan kaki di tanah leluhur mereka di Mandailing, Sumatera Utara, Indonesia.

Kedatangan rombongan ini merupakan program tahunan “Mulak Tu Huta” yang diselenggarakan Ikatan Mandailing Malaysia Indonesia (IMAMI).

Jumlah rombongan “Mulak Tu Huta” tahun 2018 ini sebanyak sekitar 80 orang, hampir menyamai jumlah dalam rombongan tahun 2012 lalu yang sebanyak 100 orang.

Kedatangan rombongan dijadwalkan bulan November. Pihak IMAMI Malaysia dan IMAMI Indonesia saat ini tengah melakukan persiapan-persiapan di Malaysia maupun di Tanah Leluhur.

Kegiatan “Mulak Tu Huta” itu diprogramkan sebagai upaya menyahuti dorongan kerinduan para keturunan Mandailing di Malaysia menginjakkan kaki di tanah leluhur mereka di Mandailing.

Selain lawatan ke lokasi-loaksi bersejarah, Bagas Godang dan paluan Gordang Sambilan serta Tortor Mandailing, rombongan akan dibawa melaksanakan makan bersama penduduk kampung dalam acara “horja kampung” di satu desa Mandailing yang masih asri dan tepian sawah.

Keturunan Mandailing di Malaysia hingga kini diperkirakan 500 ribu jiwa yang menyebar di berbagai negeri di Malaysia. Kaum Mandailing bermigrasi ke tanah Semenanjung sejak era 1800-an, jauh sebelum lahirnya Negara Malaysia dan negara Indonesia.

Oleh karenanya, program mengunjungi tanah leluhur itu saat ini terus digalakkan oleh Presiden IMAMI Malaysia, Dato Tamimi Siregar. Program ini telah berlangsung sejak tahun 2012.

Rombongan ke tanah leluhur akan dipimpin Setia Usaha IMAMI Malaysia, Ramli bin Abdul Karim Hasibuan.

Sementara itu, Pengurus IMAMI Indonesia, Dahlan Batubara, Sabtu (17/3/2018) di Panyabungan mengungkapkan, kawasan-kawasan yang akan menjadi lawatan rombongan meliputi titik bersejarah di Tapanuli Selatan, Sidimpuan dan Padang Lawas serta Mandailing Natal.

“Mayoritas dari mereka tak lagi mengetahui letak kampung buyut mereka diakibatkan keterpisahan selama ratusan tahun dari tanah leluhur. Oleh karenanya, menginjakkan kaki di tanah leluhur ini sudah merupakan kebahagiaan dan keterharuan bagi mereka, sebab kerinduan terhadap tanah leluhur dapat terobati” kata Dahlan.

Pihaknya saat ini tengah mempersiapkan berbagai aspek  lawatan rombongan selama di tanah leluhur Mandailing.

“Saat ini kami masih mencari satu kampung yang relatif masih asli dalam artian belum dipengaruhi bangunan rumah arsitektur modren serta berada di tepian hamparan sawah yang luas dan aliran sungai,” ungkap Dahlan.

Di kampung itu nantinya rombongan akan membaur dengan penduduk huta melakukan horja “mardahan-manggule” lalu makan bersama.

“Rombongan juga akan dijadwalkan menikmati minuman Kopi Mandailing di Taman Raja Batu, Panyabungan,” ujar Dahlan.

Dahlan menyatakan, untuk persiapan angkutan pesawat udara, pihak IMAMI Malaysia dan IMAMI Indonesia akan membagi rombongan menjadi 2 kelompok. Rombongan 1 naik pesawat Kualanamu-Aek Godang. Rombongan 2 Kualanamu-Pinangsori.

“Terpaksa dibagi dua, sebab kapasitas bangku di dalam pesawat tak cukup untuk 80 orang, makanya sebagian mendarat di Aek Godang, sebagian mendarat di Pinangsori. Itu dari Kualanamu, Medan. Tetapi dari Kuala Lumpur-Medan masih dalam satu kelompok terbang,” kata Dahlan.

Peliput : Muhammad Rizky Lubis

 

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.