Seputar Madina

Parkir Tak Jelas, Pasar Panyabungan Semrawut

MADINA- Kesemrawutan di jalan protokol Kota Panyabungan sebagai pusat kota Kabupaten Mandailing Natal (Madina) disebabkan areal parkirnya tidak jelas. Sehingga, di jam lalulintas padat, pengendara akau sulit melewati ruas jalan tersebut.
Amatan METRO, Selasa (24/1) Kabupaten Madina mekar dari Kabupaten Tapsel tahun 1998 lalu, kondisi jalinsum Kota Panyabungan masih tetap seperti dulu. Di kiri kanan badan jalan akan terlihat angkutan umum berjejer mencari penumpang. Kondisi ini terlihat dari depan ruko di sekitar KPU Madina di Jalan Merdeka Kelurahan Jayu Jati. Anngkutan Desa (Angdes) trayek Panyabungan-Siabu terlihat berjejer dan antri menunggu penumpang.
Lalu di Pasar Lama Panyabungan tepatnya di samping jembatan Aek Mata, terlihat mobil taksi jenis L300 trayek Panyabungan-Psp juga berjejer hingga ke depan Madina Square yang berjarak sekitar 100 meter. Kemudian di sekitar depan Losmen Bahagia juga berjejer antrian mobil taksi jenis L300 trayek Panyabungan-Kotanopan sepanjang sekitar 100 meter.
Angdes trayek Panyabungan-Panyabungan Selatan dan Lembah Sorik Merapi juga terlihat mangkal sepanjang sekitar 50 meter di seberang Jalan Masjid Raya Alqurra Walhuffaz Pasar Lama Panyabungan. Sedangkan di Pasar Baru Panyabungan angkutan umum juga berjejer sepanjang 70 meter menunggu penumpang jurusan Panyabungan-Panyabungan Barat dan Puncak Sorik Merapi.
Kondisi ini tentunya dikeluhkan warga, karena jalan selebar sekitar 6 meter itu semakin sempit ketika kendaraan lain sulit lewat, bahkan bisa memicu kemacetan.
”Konidisi ini sejak dulu sudah ada dan belum pernah ada perubahan. Padahal, sudah sering terjadi gesek-gesekan kendaraan akibat sempitnya jalan dan parkir kendaraan yang tidak ada. Begitu juga dengan mobil angkutan yang memadati pinggir badan jalan,” sebut Mulia Raja seorang pemilik ruko di Pasar Lama kepada METRO, Selasa (24/1)
Sebenarnya kata Mulia, pemilik ruko sudah mengeluhkan kondisi ini. Karena tidak penertiban oleh Pemkab, mereka terpaksa menerima saja.
”Mau buat apa kita, mereka juga butuh makan. Kita keluhkan pun tidak pernah ada tindakan dari penegak peraturan itu. Padahal kondisi ini sudah menyulitkan masyarakat yang melintas di sepanjang Panyabungan, dan sering ribut akibat sering terjadi gesekan kendaraan bahkan tak jarang terjadi kecelakaan,” katanya.
Sementara, Arifin Lubis seorang supir angkutan kepada METRO mengungkapkan, mereka parkir di sepanjang badan jalan karena memang disitu full mereka. Para supir hanya mengikuti pimpinan CV atau perusahaan angkutan.
”Dari dulu parkirnya sudah disini, karena full kita juga disini, dan kami juga bisa saja pindah asal ada parkir dan perintah dari pengusaha dan perwakilan kami,” sebutnya.
Kepala Dinas Perhubungan Madina, Harlan Batubara menjelaskan, pihaknya saat ini sudah melakukan koordinasi dengan pimpinan CV atau pengusaha angkutan. Hasilnya, ada kesepakatan pembentukan Forum Angkutan Umum dan juga kesepakatan agar parkir dipindahkan ke tempat lain, untuk mengurangi kepadatan kendaraan angkutan di pusat Kota Panyabungan.
”Namun secara teknis masih dalam proses,” ucapnya. Kata Harlan, Pemkab bersama institusi terkait akan menertibkan mobil angkutan umum dan akan memindahkan parkirnya ke Jalan Lingkar Timur.
”Secara emosional para pengusaha dan CV sudah sepakat dan akan mencari full masing-masing di Jalan Lintas Timur. Hanya saja kita masih menunggu persetujuan dan arahan dari Bupati. Bila semuanya sudah disetujui secara teknis, maka kita akan lakukan himbauan secara formal kepada pengusaha dan perwakilan CV untuk pindah ke Lintas Timur,. Mereka sendiri yang mencari fuul mereka disana, karena ini demi kepentingan umum, untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan lalu lintas di pusat Panyabungan,” katanya. (wan/mer.metrotabagsel)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.