Seputar Madina

Pemkab Madina Tutup Tambang Emas Tradisional


MADINA:
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mandailing Natal (Madina) menghentikan semua aktivitas tambang tradisional di Kecamatan Huta Bargot.

Kebijakan ini untuk menghindari jatuhnya korban lain pascakematian empat penambang, Rabu 20 April 2011 sore. ”Kami sudah mengeluarkan surat edaran agar warga yang bekerja sebagai penambang menghentikan aktivitasnya karena pemerintah tidak mau ada korban berikutnya,” ungkap Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemkab Madina Taufik Lubis, Jumat 22 April 2011. Para penambang ini,termasuk keempat korban, tidak mempunyai legalitas untuk membuka usaha tambang.

Apalagi semua penambang di daerah itu masih menggunakan sistem tradisional. ”Kami menduga semua penambang belum mendapatkan izin dari pemerintah,makanya untuk mengantisipasi ada kejadian berikutnya,kami untuk sementara menghentikan semua aktivitas di wilayah itu,” imbuhnya. Menurut dia, 80% dari total keseluruhan jumlah penambang di wilayah itu berasal dari Pulau Jawa. ”Masyarakat setempat tidak akan sanggup bertahan lama di dalam lubang galian.

Yang sanggup bertahan lama itu umumnya warga asal Pulau Jawa,”ujarnya. Keempat penambang yang tewas adalah Abut, 35; Efi, 35; warga Bogor; Asep, 36; dan Saiful, 40, warga Sukabumi, Jawa Barat. Saat itu, mereka sedang mencari biji emas di pinggir gunung, namun tibatiba terjadi longsor dan menutup lubang tempat mencari emas.Masyarakat setempat dibantu aparatur desa melakukan pencarian dan menemukan jenazah mereka dalam timbunan tanah, Kamis 22 April 2011 siang.

Penghentian aktivitas tambang juga terkait pelaksanaan pencoblosan ulang pemilihan kepala daerah (pilkada) di daerah itu. ”Kami tidak mau ada kejadian yang menyebabkan terganggunya pelaksanaan pilkada,” ujarnya. Kepala Kepolisian Resor (Polres) Madina Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ahmad Fauzi Daimunthe mengatakan, kematian empat penambang tradisional tersebut positif disebabkan gas beracun dari dalam tanah. Lubang yang digali para penambang sangat dalam, sehingga memunculkan gas beracun.

”Berdasarkan keterangan dari pihak medis, kematian itu positif karena keracunan, ”ujarnya. Jenazah keempat korban sudah dibawa keluarga ke kampung halamannya di Sukabumi, Jawa Barat, sekitar pukul 00.00 WIB Jumat 22 April 2011. ”Setelah selesai diautopsi, keempat mayat langsung dibawa keluarga yang juga samasama penambang,”bebernya. Pihak kepolisian juga sudah memeriksa sejumlah saksi, terutama pemilik lahan penambangan.

Untuk menghindari kejadian serupa terulang, Polres juga mengeluarkan imbauan agar masyarakat menghentikan sementara aktivitas penambangan. ”Kami sudah memasang police line di tempat kejadian dan lobang itu sudah ditutup,” ujarnya.(si)
Sumber : Eksposnews

Comments

Komentar Anda