Pendidikan

Potret Buram Sekolah di Labuhanbatu Siswa Belajar Beralaskan Tikar dan di Ruang Guru

Labuhanbatu. Kasus siswa-siswi belajar tanpa dilengkapi sarana dan prasarana proses belajar mengajar (PBM) yang memadai, mulai terungkap di Kabupaten Labuhanbatu. Kalau siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Panai Hilir, belajar beralaskan tenda biru, di SMP Negeri 2 (satu atap) Dusun Tanjung Harapan, Kecamatan Pangkatan, harus belajar dengan beralaskan tikar.
Siswa-siswi SMPN 2 sebanyak 44 orang terpaksa belajar beralaskan tikar. Pasalnya, meubeler seperti meja dan kursi yang sudah lama dipesan pihak sekolah ke Dinas Pendidikan setempat tak kunjung direalisasikan.

Ironisnya lagi, ruangan perpustakaan yang disulap menjadi ruangan belajar tersebut tanpa memiliki papan tulis. Sedangkan disisi kiri dan kanan ruangan itu banyak ditemukan barang bekas seperti kayu dan papan. Ruangan ini sendiri sudah sejak Senin (29/1), digunakan sebagai ruangan belajar tanpa meja dan kursi. Padahal jarak antara sekolah tersebut dengan Dinas Pendidikan Labuhanbatu tidak jauh, hanya sekitar 30 menit perjalanan dengan kendaraan roda dua melewati aspal yang mulus hingga ke lokasi.

Wakil Kepala Sekolah SMPN 2 Kecamatan Pangkatan Roma Uli Ambarita mengatakan, siswanya terpaksa belajar di ruangan tanpa meja, kursi dan papan tulis. Karena empat ruangan yang diperuntukkan menampung 157-an siswa mulai dari kelas I hingga kelas III tidak lagi dapat menampung seluruh pelajar yang bersekolah di SMPN 2 tersebut.

“Sebelumnya memang ada yang masuk siang. Tapi kalau diterapkan masuk siang ada orang tua murid yang keberatan, karena memang aturannya sekolah SMPN 2 ini masuk pagi gini,” kata Roma Uli, Kamis (2/2).

Dia menambahkan, Dinas Pendidikan Labuhanbatu belum mengetahui kondisi proses belajar tanpa meja dan kursi di sekolah itu. Karena pihak terkait belum ada yang berkunjung ke sana, meski pengusulan kekurangan moubeler sudah sejak tahun 2010 sudah disampaikan pihak sekolah ke Dinas Pendidikan Labuhanbatu.

Ummu A’iman guru honorer bidang study Agroindustri di SMP Negeri 2 Tanjung Harapan, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu mengatakan, tikar yang menjadi alas duduk bagi para pelajar itu adalah hasil inisatif para guru. Sejumlah guru terpaksa membawa tikar dari rumah sendiri agar siswa-siswi memiliki alas duduk ketika sedang berlangsung proses belajar di ruang tersebut.

Selain itu, Ummu mengatakan, di SMP Negeri 2 Tanjung Harapan itu terdapat 18 tenaga pengajar, namun yang PNS hanya tiga orang, satu di antaranya kepala sekolah dan dua lagi sebagai tenaga pengajar bidang study Bahasa Indonesia. “Memang disini ada 18 guru, tapi yang berstatus PNS hanya tiga orang satu kepala sekolah dan dua guru Bahasa Indonesia. Sisanya honor semua,” ungkap wanita berjilbab tersebut.

Melihat kondisi sistem pendidikan di Labuhanbatu masih jauh dari harapan, sehingga perlu adanya perbaikan secara menyeluruh. Sebab, dua guru PNS yang terdapat di sekolah itu jurusan yang diajarkan sama yakni, Bahasa Indonesia.

Belajar di Ruang Guru
Sementara itu, hanya berjarak sekitar 50 meter dari SMPN 2 Dusun Tanjung Harapan Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Pangkatan, Labuhanbatu, juga terdapat murid kelas III SDN118376 yang belajar sangat memperihatinkan. Pasalnya, selama tiga tahun belakangan ini para siswa terpaksa belajar di ruangan guru dan rumah sekolah yang dijadikan sebagai ruangan kelas bagi murid.

Plapon ruangan itu tampak seadanya terbuat dari anyaman bambu. Sehingga kalau kondisi cuaca panas, tentunya akan terasa dari pantulan atap ruangan tersebut. Karena tidak semuanya ruangan itu memiliki flapon.

Selain itu pihak sekolah juga menggunakan ruangan rumah sekolah sebagai tempat proses belajar bagi murid. Kondisinya pun tampak kumuh karena kurang mamadai. “Sudah tiga tahun kami menggunakan ruangan ini sebagai tempat belajar bagi anak-anak. Karena ruangan sekolah tidak cukup,” kata guru yang enggan memberitahukan namanya. (fajar dame harahap.medanbisnis)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.