Dakwah

Umat Islam di Kanada Utara Berpuasa 19 Jam

Muslimah Kanada (foto : Daily Mail)

 

EDMONTON (Mandailing Online) – Sebagian besar umat Muslim di dunia telah menjalankan ibadah puasa pada Kamis (17/5/2018). Meski berawal serentak di tanggal yang sama, lama berpuasa berbeda-beda bagi setiap wilayah.

Indonesia cukup beruntung dengan waktu berpuasa selama 13 jam. Di wilayah lain, waktu berpuasa bisa mencapai 19 bahkan 20 jam, termasuk di Kanada bagian utara.

Posisi seorang Muslim di bagian Bumi ini ternyata menjadi tantangan tersendiri. Tahun ini, Ramadhan datang pada bulan dengan masa siang hari terlama dalam 2018.

Muslim di Makkah, Arab Saudi berpuasa selama 14 jam. Di Toronto, komunitas Muslim berpuasa selama 16 jam. Muslim di Australia berpuasa dengan waktu cukup pendek yakni selama 10 jam.

Namun di Edmonton, Kanada bagian utara, komunitas Muslim harus berpuasa selama 19 jam. Bahkan di akhir-akhir Ramadhan, mereka harus menahan lapar, dahaga dan emosi selama 20 jam.

Waktu untuk makan di malam hari pun menyurut jadi hanya empat jam. Edmonton adalah wilayah Kanada paling utara sehingga mengalami siang paling lama di Bumi.

Meski cukup berat, sebagian besar dari mereka terbiasa dengan kondisi ini. Jadwal disesuaikan berdasarkan letak geografis meski matahari seperti tidak pernah tenggelam di sana.

Penasihat keagamaan pemuda di Canadian Ministries for Islamic Learning Edmonton, Arqum Riaz mengatakan waktu memang menjadi tantangan terbesar. “Waktu kerja yang panjang bisa menjadi tantangan, mereka juga kesulitan untuk tidur cukup, tidak ada waktu untuk beristirahat,” kata Riaz dilansir The Star, Kamis (17/5).

Ini membuat komunitas Muslim cukup sulit untuk beribadah dan memanfaatkan bulan penuh berkah ini. Seorang manajer desain jaringan di Whitehorse, Noor ul Amin mengatakan ia berpuasa dari pukul 03.30 pagi hingga 10.40 malam.

Menurutnya, banyak penduduk Whitehorse mengikuti zona waktu Vancouver yang lebih pendek. “Bagi saya tidak masalah (berpuasa lama) karena saya punya energi, tapi bagi yang tidak, mereka memilih waktu sahur dan berbuka Vancouver,” katanya.

Ia yakin Islam tidak membebani pemeluknya selama hal mendasar dalam berpuasa tidak dilanggar. Seperti mendekatkan diri pada Allah, banyak bersedekah, berbuat baik dan tidak berlaku jahat pada sesama.

Amin mengatakan salah satu cara untuk mengakali sempitnya waktu makan adalah dengan menggabungkan waktu berbuka dan sahur. Sehingga di sisa waktu mereka bisa lebih banyak beristirahat.

“Siang hari sangat panjang, jadi ketika kami pulang kerja sore, kami tidur hingga pukul 10.30 malam, kemudian kami buka puasa, beribadah dan makan sahur langsung,” kata Amin. Ini telah menjadi kebiasaan sebagian besar umat Muslim Edmonton.

photo

Mualaf Kanada, Nakita Valerio

 

Nakita Valerio sepakat dengan hal ini. Mualaf Kanada ini mengatakan masalah utama tinggal di wilayah dengan siang yang panjang adalah kekurangan waktu tidur. Wilayah multikultur dengan masyarakat yang beragam, menurutnya, tidak pernah mengubah ritme Ramadhan.

“Muslim mencoba beradaptasi pada jadwal tidur karena kami hanya punya beberapa jam untuk makan minum, tidak ada cukup waktu untuk tidur,” kata Valerio. Muslim juga shalat tarawih di malam hari.

Meski demikian, ia takjub karena tubuh manusia selalu beradaptasi. Sering kali mereka tertidur di sana sini untuk mencukup-cukupkan waktu istirahat.

Dicopy dari : Republika Online

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.