Berita Nasional

Wilayah Jakarta dan Sekitarnya Masih Dikepung Banjir

15 Orang Meninggal


Jakarta, (MO) – Sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya, Sabtu, masih digenangi air di antaranya di kawasan Pluit yang mencapai ketinggian dua meter.
Banjir yang parah terjadi di belakang Pluit Village, Jakarta Utara, semakin parah dengan kedalaman hampir dua meter.

Kawasan Pluit lainnya yang kebanjiran tersebut seperti Bandengan dan Teluk Gong. Bahkan, jalan di depan Pluit Junction tidak bisa dilalui kendaraan karena kedalaman genangan air sekitar 50 centimeter.

Demikian pula di kawasan pemukiman Kampung Pulo di Jatinegara Barat, Jakarta Timur, ketinggian air dua meter sehingga warga masih belum bisa pulang ke rumah.

Untuk di Bidara Cina, ketinggian air antara 1,5 hingga dua meter.

Genangan air juga terjadi di sejumlah ruas jalan sehingga belum bisa dilalui oleh kendaraan baik roda empat maupun roda dua.

Aparat Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) mencatat jumlah ruas jalan yang masih terdapat genangan air akibat banjir mencapai 22 lokasi dan belum bisa dilewati kendaraan.

“Sebanyak 22 lokasi ruas jalan yang masih tergenang air hingga Sabtu dan belum bisa dilewati kendaraan,” kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Wahyono.

Wahyono mengatakan ruas jalan tergenang air yang belum dapat dilalui kendaraan tersebar di wilayah Jakarta Pusat sebanyak tiga lokasi, Jakarta Utara dan Jakarta Barat (delapan lokasi), Jakarta Selatan (satu lokasi), dan Jakarta Timur (dua lokasi).

Lokasi genangan air di Jakarta Pusat, yakni sekitar Latuharhari, Jalan Angkasa Underpass Golden Trulli setinggi 50 centimeter dan Jalan Industri (10-15 centimeter).

Jakarta Utara, meliputi wilayah Pluit Putri (satu meter), Pluit Selatan (satu meter), perempatan Atmajaya (satu meter), Tematik (satu meter), Mangga Dua depan Kantor Samsat (10-20 centimeter), terowongan depan WTC (40 centimeter), depan Pengadilan Negeri (40 centimeter), dan Kota sepanjang Kramatjaya (10 centimeter).

Jakarta Barat mencakup Jalan Daan Mogot depan Kantor Samsat, Jalan Tubagus Angke, Jalan Raya Puri Kembangan, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Latumenten, Jalan Panjang Green Garden, Jalan Olimo Asemka, dan depan Kantor Indosiar.

Jakarta Selatan terjadi di Jalan Àbdullah Syafei dan Jakarta Timur tersebar di Bidara Cina dan Jatinegara Barat.

Banjir yang menggenangi perumahan Ciledug Indah 1 berangsur surut, karena genangan setinggi pinggang orang dewasa di Jalan KH Hasyim Ashari pun mengering pada Sabtu pagi.

“Banjir di jalan raya sudah surut sejak pukul 02.00 WIB, namun air masih menggenangi rumah warga,” kata Ketua RW 06 Perumahan Ciledug Indah 2, Tangerang, Rudi Trianto.

Menurut Rudi, ketinggian air di dalam komplek perumahan Ciledug Indah 1 saat ini setinggi paha orang dewasa, yang sebelumnya mencapai dada orang dewasa.

“Perumahan di bagian belakang sekarang setinggi paha, tapi perumahan di depan sudah mulai kering,” katanya.

Perbaikan tanggul

Proses perbaikan tanggul Banjir Kanal Barat di Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, yang jebol akibat diterpa banjir besar pada Kamis (17/1) masih berlangsung.

Hingga Sabtu terlihat sebanyak lima eskavator besar dan satu eskavator kecil yang terus mengangkut batu-batu untuk menutup tanggul yang jebol tersebut.

Selain itu, tenaga bantuan juga masih terus dikerahkan untuk mempercepat proses perbaikan tanggul. Tenaga bantuan itu terdiri atas Kopasus, Kostrad, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Pada Jumat (18/1), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menargetkan tanggul tersebut dapat diselesaikan pada Jumat malam, namun ternyata tidak terkejar.

Kondisi Pintu Air Karet, Sabtu pagi dalam kondisi kritis atau Siaga I dengan ketinggian 640 centimeter.

Laman Pemprov DKI Jakarta menyebutkan kondisi kritis ketinggian air di Pintu Air Karet tersebut terjadi pada sekitar pukul 09.00 WIB.

Untuk Pintu Air Manggarai masih dalam status Siaga II (rawan) karena sampai dengan pukul 10.17 WIB, tinggi muka airnya 910 centimeter.

Tinggi muka air di Katulampa, Bogor pada pukul 10.00 WIB mencapai 80 centimeter atau dalam status Siaga III dengan kondisi cuaca mendung tipis.

Pintu air Sunter Selatan hingga pukul 09.00 WIB, ketinggian muka air 176 centimeter dengan kondisi cuaca terang, namun statusnya masih Siaga II.

Tinggi muka air di Sunter Utara hingga pukul 09.00 WIB mencapai 127 centimeter dengan kondisi cuaca terang dan statusnya Siaga II.

Tinggi muka air di Angke Hulu jam 09.00 WIB mencapai 270 centimeter dan kondisi cuaca mendung tipis dengan Status Siaga III atau Rawan.

Penyakit Bermunculan

Para pengungsi mulai terserang sejumlah penyakit, sedangkan penyakit yang paling banyak adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

“Di wilayah Jakarta Timur, paling banyak menderita ISPA”, kata Koordinator Tim Penanggulangan Bencana Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dr Asturi Putri.

Asturi mengatakan hal itu karena kondisi cuaca yang tidak stabil dan sulitnya air bersih di lokasi bencana.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengakui, hal tersebut diketahui dari 938 pasien yang sudah ditangani selama dua hari melalui posko-posko tersebar di Jakarta Timur.

Selain ISPA, Asturi mengatakan penyakit yang juga banyak menyerang warga adalah infeksi jamur kulit, diare, penyakit lambung, sakit kepala, sakit otot, penyakit gigi dan mulut, penyakit pada mata dan telinga, serta penyakit akibat luka benda tajam.

“Warga seringkali tidak mengindahkan kebersihan dan kemananan, sehingga sering terjadi insiden, seperti luka akibat benda tajam, dan itu juga bisa menyebabkan penyakit lainnya,” katanya.

Harus Sigap

Ketua DPR RI Marzuki Alie menyatakan semua pihak termasuk lembaga yang bertugas membantu korban banjir di DKI Jakarta harus sigap dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

Menurut Marzuli di sela peninjauan dan pemberian bantuan kepada korban banjir di Jakarta, Sabtu, belum semua korban banjir di Jakarta tersentuh bantuan.

“Kita memiliki semua perangkat untuk penanggulanan bencana, ada BNPB, ada Kementerian Sosial yang memiliki anggaran yang memadai untuk mengatasi bencana seperti bencana kebanjiran yang melanda Jakarta saat ini,” ujarnya.

Namun, faktanya masih banyak wilayah banjir yang sama sekali belum tersentuh oleh bantuan, kata Marzuki saat menyambangi korban banjir di wilayah Kampung Sukamulya, Grogol, Jakarta Barat.

Marzuki Alie yang ditemani istrinya Asnawati yang juga anggota DPD RI dari Sumantera Selatan dan Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh melihat kesulitan masyarakat korban banjir dalam menghadapi banjir.

“Kondisi banjir, udara dingin, listrik mati, air tidak ada, masyarakat korban banjir benar-benar susah. Bantuan pun belum merata,” kata Marzuki.

Marzuki pun prihatin dengan kondisi ini dan mempertanyakan kemampuan lembaga-lembaga tersebut dalam mengatasi bencana karena yang terjadi di Jakarta saja penanganannya lambat, apalagi jika hal ini terjadi di daerah yang terpencil pula.

15 Orang Meninggal

Korban meninggal, hingga Sabtu, pukul 07.00 WIB, tercatat 14 orang akibat banjir di Jakarta, kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

“Pada Jumat (18/1) tercatat 12 orang, tambahan korban adalah ditemukannya anggota Tim SAR, Karno, 35 tahun, warga Jalan Perintis, RT 010 RW 010, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan,” kata Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, korban ditemukan tewas oleh tim penyelamat di tepi Kali Ciliwung, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan atau tepatnya di sekitar Jembatan Kampung Melayu Kecil, Jumat (18/1).

“Satu lagi korban ditemukan dalam proses evakuasi di basement Gedung UOB di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, pada Jumat, pukul 05.30 Wib oleh Tim SAR Kopaska TNI AL dan gabungan ain,” kata dia.

Ia mengungkapkan, tim evakuasi gabungan menemukan korban dalam keadaan tewas di Basement 2 gedung tersebut. Saat ini masih proses identifikasi.

Menurut dia, untuk korban yang terjebak di basement Gedung UOB, hingga saat ini telah ditemukan dua orang selamat dan satu orang meninggal. Dua orang korban selamat dirawat di RS Abdi Waluyo, Jakarta Pusat. Keduanya adalah Tri Santoso dan Tito. Proses evakuasi masih dilakukan dengan melakukan penyedotan air yang menggenangi empat lantai basement.

“Dari 14 korban meninggal, 6 orang karena kesetrum listrik, 4 orang karena usia dan sakit, 2 orang anak-anak, 1 orang hanyut ke sungai, dan 1 orang terjebak di basement gedung. Dari 14 korban meninggal tersebut kejadian terjadi 9 di Jakarta Barat, 2 di Jakarta Selatan, 1 di Jakarta Timur, 1 di Jakarta Utara, dan 1 di Jakarta Pusat,” ujarnya.

Gagal Panen

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia berharap pemerintah mengantisipasi gagal panen akibat banjir di sejumlah daerah di Indonesia sehingga petani tidak mengalami kerugian besar akibat bencana tersebut.

“Potensi gagal panen harus segera diantisipasi pemerintah mengingat lahan yang terkena dampak banjir sangat luas. Jangan sampai itu membuat kita harus impor lagi,” kata Sekjen Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI Fadli Zon dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Untuk mengganti kerugian para petani di daerah, pemerintah perlu memberikan bantuan benih dan bibit.

Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan insentif bagi petani yang lahannya terendam banjir.

“Dalam kondisi normal saja kesejahteraan petani rendah, apalagi gagal panen seperti sekarang. Insentif pengganti kerugian petani sangat diperlukan dari pemerintah,” katanya.

Strategi kebijakan non-impor juga perlu dipertimbangkan agar produksi beras di Tanah Air dapat meningkat, tambahnya.

Di Banten, lebih dari 6.000 hektar lahan sawah terendam banjir, dengan kerugian yang ditaksir mencapai Rp120 miliar, sementara di Surabaya, lebih dari 220 hektare lahan sawah terendam banjir. (Ant)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.