Berita Nasional

18 Mahasiswa RI Ditangkap di Kairo


KAIRO – Situasi tak menentu di Mesir berimbas ke warga negara Indonesia di negeri tersebut. Seorang mahasiswa melaporkan adanya tindakan kasar yang dilakukan aparat miiter Mesir, mulai dari aksi penodongan pistol hingga penangkapan.

“Kemarin seorang teman dekatku asal Garut bernama Syaiful di todong pistol pihak militer dan diturunkan paksa dari taksi. Ia diinterogasi di bawah todongan pistol dan sangat ketakutan waktu itu,” kata Muhammad Irfan, mahasiswa Universitas Al Azhar, Kairo, Sabtu (5/2).

Dua orang mahasiswa lainnya, Faisol dan Fulki, dipukul kayu ketika keluar rumah untuk membeli kardus.

“Berita paling mengejutkan adalah ditangkapnya 18 mahasiswa, seperti ditulis di wall rekan kami. Setelah ditahan beberapa saat akhirnya mereka dibebaskan,” katanya.

Mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di luar Kota Kairo juga sempat dihentikan aparat keamanan ketika hendak menuju titik kumpul evakuasi untuk kembali ke Tanah Air. Oleh karena itu Irfan berharap evakuasi gelombang berikutnya segera dilakukan.

Persiapan evakuasi gelombang III dilakukan di Kedutaan Republik Indonesia (KBRI) di Kairo. Rencanaya ratusan WNI akan kembali diterbangkan ke Jakarta pada hari ini, Minggu. “Selain membahas persiapan evakuasi gelombang ketiga, juga penyaluran bahan pangan bantuan dari pemerintah,” katanya.
Seorang koordinator evakuasi menegaskan, prioritas evakuasi kali ini adalah mahasiswa yang tinggal di luar Kairo dan perempuan.

“Tim menegaskan akan berusaha melakukan penjemputan mahasiswa yang tersebar di luar daerah Kairo, antara lain Mansouro, Zagazig, Thanta, Dimyath, Tafahna, dan Alexandria,” tambah Irfan.
Sedang penyaluran bantuan makanan di pusatkan di gedung konsuler.

Dari data tim tercatat sebanyak 1 ton bahan makanan bantuan dari pemerintah, terdiri dari ribuan karton mi instan dan ratusan nasi kemasan siap makan. Proses penyaluran dilakukan sejak Sabtu pagi, melibatkan para mahasiswa.

Kendaraan yang dipakai sebagian besar mobil pribadi milik WNI dan satu mini bus milik KBRI.
“Saya bersama tim mengantarkan bantuan makanan ini ke berbagai organisasi kedaerahan, di antaranya KPMJB (Jawa Barat), KPJ (DKI Jakarta), Kemas (Sumatera Selatan), KMKM (Kalimantan), KSW (Jawa Tengah), dan Gama Jatim (Jawa Timur),” kata Irfan.

Visa Kedaluwarsa
Huslan S, mahasiswa asal Lamongan, Jawa Timur, juga mengungkapkan situasi di kota Kairo saat ini sudah tak aman lagi.

“Jam malam masih tetap diberlakukan. Mulai pukul 16.00 waktu setempat hingga pukul 08.00, warga dilarang keluar rumah,” ujar Huslan.

Semenjak diberlakuknya jam malam itu, warga Mesir berjaga-jaga di lingkungan masing-masing.
“Seperti yang terjadi di samping rumah saya, setiap malam orang-orang masih berjaga-jaga sambil membawa tongkat dan samurai,” ungkapnya.

Selain karena kondisi keamanan, Huslan tak berani keluar rumah karena masa berlaku visanya sudah habis. Ia khawatir terjaring razia aparat keamanan.

“Mau memperpanjang visa bagaimana, wong rusuh kayak begitu,” keluh Huslan.
Ia berharap segera dapat dievakuasi. Kalau tidak, lanjutnya, bukan tidak mungkin para mahasiswa yang bertahan di Kairo akan mati kelaparan.

Persediaan makanan semakin menipis dan hanya cukup untuk beberapa hari ke depan.
Zulkar, pengurus Komunitas Mahasiswa Mesir asal Indonesia, mengimbau pada rekan-rekannya, agar dalam situasi sulit para mahasiswa bisa saling bantu.

“Kalau bisa, usahakan selalu berbagi dengan kawan-kawan yang membutuhkan, walau hanya segenggam beras. Selamat berjuang!” ungkapnya.

Ahmad, mahasiswa asal Indonesia lainnya, menyatakan, hingga saat ini belum ada distribusi sembako.
Padahal tempat tinggalnya tidak jauh dari kantor KBRI. “Seharusnya tidak luput dari pantauan pemerintah,” katanya.

Dalam situs resminya, Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir, menjelaskan pendistribusian sembako ke WNI di Mesir oleh tim relawan dilakukan Sabtu.

Teknisnya, tim relawan akan mengantarkan sembako ke Sekretariat organisai kekeluargaan mahasiswa.
Kemudian Satgas di setiap posko kekeluargaan akan menyalurkan sembako tersebut kepada anggotanya dengan skala prioritas.
Sumber : Tribunnews

Comments

Komentar Anda