Seputar Madina

3.167 KK di Madina tanpa listrik

PANYABUNGAN – Sungguh memprihatinkan nasib 3.167 kepala keluarga (KK) di 20 desa di Kabupaten Mandailing Natal hingga kini belum menikamti listrik baik jaringan PT PLN maupun pembangkit tenaga diesel (PLTD).

Sehingga warga terpaksa menggunakan lampu teplok dan bagi yang warga yang mampu membeli mesin genset untuk menerangi rumahnya.

Desa-desa yang belum teraliri listrik ini rata-rata memiliki jarak sekitar 5 hingga 40 kilometer dari desa yang sudah memiliki jaringan PLN. Kemudian jalan ke desa-desa tersebut belum bisa dilalui kendaraan roda empat, sehingga pihak PT PLN Mengakui kesulitan mengangkut bahan menuju lokasi.

Masih banyaknya desa yang belum terjangkau aliran listrik ini, tentunya dapat dibayangkan bagaimana kehidupan warga yang umumnya terpencil ini, karena mereka sudah puluhan tahun mengeluh akibat tidak ada listrik.

Yang paling menyedihkan, anak-anak sekolah di desa-desa terpencil ini hanya menggunakan lampu teplok (lampu minyak tanah) untuk belajar di rumah dan jika tidur digantungkan di dinding rumah.Setiap hari, beginilah keadaan warga di 20 desa itu.

Apalagi bagi warga miskin yang tidak sanggup beli genset, derita ini terpaksa ditanggung yang entah kapan berakhir.

Berdasarkan data diperoleh di Pemkab Madina, 20 desa yang belum tersentuh aliran listrik ini meliputi Desa Sopo Batu di Kecamatan Panyabungan Kota, Aek Nabara di Kecamatan Panyabungan Timur, Aek Marian dan Gunungtua di Kecamatan Kotanopan.

Desa Aek Manggis, Aek Holbung, Lubuk Bondar, Banjar Melayu, Guo Batu dan Lubuk Samboa di Kecamatan Batang Natal. Kemudian desa Pulau Tamang di Kecamatan Batahan dan sembilan desa lainnya terdapat di Kecamatan Muara Batang Gadis, yakni Desa Manuncang, Hutarimbaru, Ranto Panjang, Lubuk Kapundung I,Lubuk Kapundung II,Panunggulan, Tagilang Julu, Sale Baru dan Suka Makmur.

Mengingat hal itu, untuk memudahkan jaringan listrik masuk ke desa-desa terpencil tersebut, sudah sepantasnya pihak Pemprovsu melalui Dinas Pertambangan membuka mata lebar yakni dengan memprogramkan langkah prioritas kedepan yaitu dengan melakukan pendistribusian jaringan penerangan PLTS (Perusahaan Listrik Tenaga Surya).

Karena bisa diyakini bahwa manfaat PLTS tidak memerlukan bahan bakar minyak (BBM), hanya menggunakan sinar matahari yang gratis, sehingga dapat dimanfaatkan di daerah terpencil untuk kepentingan sarana penerangan warga dan keperluan rumah tangga lainnya.

Pengakuan warga yang memiliki mesin genset, setiap hari mereka harus menyediakan 5 hingga 10 liter solar untuk menghidupkan mesin gensetnya selama semalaman.

Editor: WAHYU HIDAYAT
sumber:waspada

Comments

Komentar Anda