PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Setidaknya 9 rumah hangus dalam musibah kebakaran hebat di Kelurahan Kotasiantar, Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumut, Selasa (12/11).
Kebakaran terjadi sekitar pukul 03.15 WIB. Saat warga masih tidur.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.
Namun hampir semua barang-barang milik para korban nyaris tak bisa diselamatkan akibat api begitu cepat menjalar.
Pemukiman yang padat dannkondisi rumah sangat sederhana menyebabkan jalaran api sulit dikendalikan penduduk.
Sejauh yang diketahui, nama-nama pemilik rumah yang terbakar, Darwinsyah (34), Umak Kokom (55), Kurnia (37), Tomas (32), Zahro umak Torkis (60), Umak Dana (36), Amiruddin/Jakulaut (40), Almarhum H. Muhammad Idir, dan Asaat Amiruddin Hasibuan (59).
Para korban saat ini terpaksa sementara mengungsi di rumah-rumah penduduk atau kerabat masing-masing.
Nasib pilu dialami Heni (36). Rumah serta semua isi tokonya hangus “dimakan” kobaran api.
Janda peninggalan Muhammad Idir ini memiliki empat anak. Anak sulung sedang kuliah, lalu adiknya nomor dua sekolah pesantren, dan dua lagi masih duduk di SD (sekolah dasar) masing-masing kelas empat dan kelas satu.
Belum terpastikan asal muasal api.
Namun menurut sejumlah warga, api mulai tampak dari rumah bagian belakang dari jalan raya Kotasiantar-Pagaran.
Lokasi kebakaran persisnya berada di sebelah kanan tikungan Kotasiantar menuju Pagaran. Tepatnya, tak jauh dari pasar jonjong Kotasiantar yang berada di seberang bagas godang.
Sejumlah warga mengaku menyesalkan lambatnya mobil pemadam kebakaran (damkar) tiba di lokasi kejadian.
“Damkar milik pemkab baru tiba ke sini setelah lebih satu jam api berkobar,” ujar Takah, warga Banjarpagur, Kotasiantar, Panyabungan.
Ia menyesalkan pihak pemkab tidak pernah menindaklanjuti aspirasi masyarakat yang menginginkan di sekitar pusat kota Panyabungan setidaknya ada satu unit damkar yang stand-by agar kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang.
Pausir mengatakan kobaran api agar sulit dipadamkan karena secara kebetulan semua aliran air (siring dan sungai) sedang kering karena “tanggul” pembagi air yang berada di hulu sedang rusak akibat luapan sungai aekmata sehari sebelumnya.
Sumber : Beritahuta.com
Editor : Dahlan Batubara