Hiburan

Adjie Massaid Meninggal Mendadak Usai Main Bola


Jangan Tinggalin Aku…

JAKARTA-Kepergian Raden Pandji Chandra Pratomo Samiadji Massaid atau biasa dipanggil Adjie Massaid untuk selamanya, yang meninggal akibat diduga serangan jantung usai bermain sepak bola di lapangan bola Lebak Bulus membuat sang istri, Angelina Sondakh sontak histeris.

Derai air mata tak sanggup menunjukkan kepedihannya. Angie pun memohon agar tidak ditinggalkan oleh suami tercintanya.

“Adjie, jangan tinggalin aku,” kata Angelina Sondakh di kediamannya di Jalan Taman Cilandak III, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (5/2).

Tidak hanya di kediamannya saja, mantan Puteri Indonesia ini histeris di tempat pemakaman. Sambil mengeruk tanah pemakamanan sang suami, Angie tak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Angelina Sondakh atau Angie, terus mendampinginya hingga ke tempat peristirahatan terakhir di TPU Jeruk Purut Jakarta Selatan, Sabtu (5/2). Angie yang mengenakan pakaian hitam dan berkerudung serta kacamata hitam terlihat menangis saat jenazah akan dimasukkan ke liang lahat dan wajahnya terlihat memerah. Semula ia menggendong Keanu Jabbar Massaid, buah cintanya dengan Adjie yang baru berusia 15 bulan. Namun balita berkulit putih itu akhirnya diserahkan kepada sang kakek saat keluarga mulai menaburkan tanah ke liang lahat.

Selain Keanu, almarhum juga meninggalkan dua putrinya, Zahwa dan Aaliya dari perkawinan pertama dengan penyanyi Reza Artamevia. Saat pemakaman terlihat hadir keluarga besar almarhum dan sejumlah politisi serta kalangan artis. Tabur bunga diawali oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono.

Usai pemakaman yang berlangsung tepat saat azan Zuhur itu dilanjutkan pembacaan doa, Utomo Usman mewakili pihak keluarga menyampaikan sambutan dan minta agar segala kesalahan almarhum dimaafkan.

Kepergian Adjie Massaid juga meninggalkan luka yang dalam bagi mantan istrinya, Reza Artamevia. Tak banyak kata yang diucapkan Reza. Menurutnya, Adjie hanya menitip pesan untuk ketiga anaknya Zahwa, Alya, serta Keanu Jabbar.

“Mas Adjie pesannya hanya untuk anak-anak saja,” kata Reza Artamevia saat ditemui di TPU Jeruk Purut, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Sabtu (5/1).

Reza sangat bersyukur, baik Zahwa dan Alya bisa menerima kepergian ayahnya.

“Tadi saya ketemu anak-anak dan kami bicara. Alhamdulillah, anak-anak bisa menerima keadaan,” imbuhnya.
Reza mengaku sangat kaget saat mendengar Adjie meninggal setelah mengalami serangan jantung. Menurut Reza, Adjie tidak punya riwayat penyakit jantung.

“Tidak ada. Sama sekali tidak ada. Saya juga kaget, kok tiba-tiba dikabarkan kena serangan jantung, yang pasti kami juga masih selidiki apakah Mas Adjie kena serangan jantung atau tidak,” tutupnya.

Kepada teman-temannya, Adjie berpesan bermain bola sampai tua. Adjie sempat mencetak dua gol saat bermain bola sebelum ajal menjemputnya. Namun, Adjie kecapekan saat babak kedua.

“Saya kemarin malam main bola, tetapi bukan futsal. Tetapi di lapangan besar. Mas Adjie sempat bikin gol 2 pakai heading. Saya gelandang. Sampai pulang dari Lebak Bulus, aman,” kata Rico Ceper, usai menghadiri pemakaman Adjie di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Sabtu (5/2).

Rico menceritakan, Adjie saat itu sehat-sehat saja. “Jadi target tembak dia. Tetapi di babak dua, Adjie habis, kecapekan dia. Tetapi, saya lihat saat itu masih normal-normal saja,” ujar dia.

Sebelum pulang, lanjut Rico, mereka sempat klakson-klaksonan. “Adjie pesan, kita harus main bola sampai tua, sampai fisik tidak ada lagi. Silaturahim jangan putus,” kata Rico.

Rico mengaku sempat mengirimi Adjie SMS. “Saya sempat SMS dia pukul 22.22 WIB, bilang terima kasih Mas Adjie umpannya keren. SMS biasanya langsung dibalas, tetapi ini kok tidak ada balasan. Itu pertandingannya Trisakti All Star vs Alumni ITB,” papar dia.

Rico mendoakan Adjie bisa diterima di sisi-Nya. “Dia orangnya tegas, sering ketemu dia kalau tidak di lapangan ya PSSI, dia kan manager Timnas U-23,” kata Rico.

Dalam kesempatan terpisah, adik sepupu Adjie, Chandra Rajasyah menambahkan Adjie tidak mempunyai riwayat sakit jantung.

“Dia tidak pernah mengeluhkan sakit. Dia cuma terforsir dan kecapekan main futsal,” kata Chandra.
Chandra mengaku pertama kali tahu saat ditelepon ibunda Adjie pukul 01.00 WIB. “Beliau mengabarkan Adjie meninggal kecapekan karena main futsal. Saya cek di media benar katanya meninggal setelah main futsal sama adiknya dari Belanda,” kata dia.

Mantan aktor yang bergelut di dunia politik itu menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat (4/2) pukul 23.00 WIB, di RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan, setelah mengalami serangan jantung. Sebelumnya, pria yang diangkat sebagai manajer Timnas Indonesia U-23 ini juga sempat menjalani latihan futsal bersama teman-temannya.

Olahraga Berlebih Bisa Pecah Pembuluh Darah di Otak

Meninggalnya Manajer Timnas U-23 Adjie Massaid usai pertandingan sepakbola persahabatan antara Trisakti All-Star dan Alumni ITB di Stadion Lebak Bulus mengejutkan khalayak. Meninggalnya Adjie menambah daftar selebriti yang meninggal mendadak usai berolahraga, setelah sebelumnya komedian Basuki meninggal setelah bermain futsal.
Menurut Ketua PB Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dr. Ari Fahrial Syam, sepakbola dan futsal termasuk olahraga high impact yang memaksa jantung bekerja ekstra keras.

“Selain sprint (lari cepat), sepakbola dan futsal dapat juga menimbulkan stres, terutama bila dilakukan secara serius,” tuturnya.

Kombinasi beban latihan yang berlebihan dan faktor usia menyebabkan sepakbola dan futsal rawan memicu serangan jantung dan pecahnya pembuluh darah di otak (stroke). Penyebabnya adalah timbunan lemak di arteri (aterosklerosis) terlepas dan menyumbat pembuluh darah. “Umumnya dialami orang yang berusia di atas 40 tahun dan tidak pernah check up,” terangnya.

Penyandang risiko terbesar penderita serangan jantung pascaolahraga adalah orang yang menderita kegemukan atau obesitas, perokok, mengidap tekanan darah tinggi (hipertensi), kelebihan kolesterol dan trigliserida, penderita kencing manis (diabetes mellitus), memiliki riwayat keluarga dengan sakit jantung, kurang olah raga rutin dan stress.
“Bagi yang memiliki risiko tersebut, sebaiknya berpikir kembali untuk mengikuti olah raga melelahkan seperti sepak bola dan futsal. Lebih baik memilih olah raga ringan seperti bersepeda atau berenang,” papar Ari.

Dokter Timnas PSSI Phaidon L. Toruan menambahkan, dalam dunia kedokteran ada tujuh belas penyebab penyumbatan pembuluh darah pada jantung, baik secara independen maupun akumulatif.

Yakni, Kadar EPA/DHA darah rendah, peningkatan C-reactive protein, kelebihan kolesterol LDL, kelebihan insulin, kekurangan kolesterol HDL, gula darah tinggi, kekurangan nitric oxide, dan kekurangan vitamin D.

Selain itu, kelebihan estrogen, kelebihan trigliserida, kadar hormon free testosteron rendah, kelebihan zat pembeku darah atau fibrinogen, kelebihan asam amino dalam darah atau homocysteine, hipertensi, kekurangan vitamin K, kelebihan kolesterol total, dan kolesterol LDL yang teroksidasi.

“Semuanya berhubungan dengan gaya hidup. Artinya, dibutuhkan untuk mengubah gaya hidup guna menurunkan faktor-faktor risiko tersebut,” terangnya.

Untuk mengenali bila ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuh saat berolahraga, dapat dideteksi melalui sesak nafas, lelah yang berlebihan, nyeri di dada kiri, dan nyeri di daerah ulu hati.

“Pemeriksaan treadmill dibutuhkan untuk mengidentifikasi adanya permasalahan pada jantung. Sebaiknya, di atas 40 tahun, pemeriksaan treadmill harus dijalankan, sehingga kelainan jantung dapat diidentifikasi lebih awal,” katanya. (noe/net/bbs/jpnn)
Sumber : Sumut POs

Comments

Komentar Anda