Satu dekade silam, Aishah Schwartz memutuskan menjadi Muslim. Putusan ini diambilnya, setelah 41 tahun tak pernah tahu apa itu Islam dan Muslim.
Kini, ia kian memahami mengapa Allah memberikan hidayah kepadanya. “Subhanallah, aku bersyukur menjadi Muslim,” kata dia seperti dikutip onislam.net, Rabu (13/11).
Sebelum menjadi Muslim, Aishah gemar berenang. Ia bahkan rutin mengunjungi laut Merah setiap tahunnya. Setelah menjadi Muslim, ada sejumlah adaptasi yang perlu dilakukan. Intinya, Islam tidak menghalangi hobi berenang Aishah.
“Islam itu mendorong kita memberikan prioritas untuk menjaga kesehatan tubuh. Kesehatan ini mencakup pikiran, tubuh dan jiwa,” kata dia.
Umar bin Khattab, kata dia, seperti diriwayatkan Tabarani, menyuruh anaknya berenang, berkuda dan memanag. Ini artinya, berenang ini memberikan manfaat yang cukup besar bagi kesehatan tubuh.
Berenang, kata Aisha, merupakan olahraga multifungsi yang melatih peningkatan aktivitas otak, kontrol berat badan, jantung sehat dan lainnya. “Pertanyaannya, tidak mungkin aku mengenakan bikini. Lalu apa yang aku kenakan,” tanya dia.
Soal ini, Aisha pusing bukan kepalang. Akhirnya, ia coba berenang dengan mengenakan abaya. Yang terjadi saat itu, ia tak bisa berenang, karena abaya yang dikenakannya menyulitkannya.
“Alhamdulillah, saat itu mulai dikenal burkini, pakaian renang yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah, tangan dan kaki,” kata dia.
Menurut Aisha, burkini ini menyeimbangkan antara kebutuhan dan kewajiban seorang Muslimah. Setiap Muslimah butuh olahraga guna menjaga kesehatan, namun ia juga wajib menjaga auratnya. Burkini menjadi jembatan itu.
“Tapi Anda jangan salah, burkini bukan milik Muslimah saja, kalangan non-Muslim bisa memakainya. Saya ingat, ada tetangga saya yang non-Muslim memesan burkin,” kata dia.(rmol)