
JAKARTA (Mandailing Online) – Berdasar analisisis pihak Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika, gempa Sidimpuan, Sumatera Utara, Jum’at (14/7/2017) disebabkan oleh aktivitas tektonik dan bukan akibat aktivitas vulkanik.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Tsunami BMKG, Dr Daryono dalam penjelasannya yang dilansir Kumparan.Com dan Tribun Medan, Jum’at, jika ditinjau dari lokasi serta kedalamannya yang dangkal, merupakan jenis gempa bumi tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas Zona Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) yang dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar (strike-slip fault).
“Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempa bumi ini adalah segmen Angkola. Berdasarkan karakteristik catatan gelombang seismik dan mekanisme sumbernya, tampak bahwa gempabumi ini murni disebabkan oleh aktivitas tektonik dan bukan akibat aktivitas vulkanik,” beber Daryono.
Dia mengakui ada sejumlah gempa susulan seraya menghimbau warga agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” katanya.
Menurutnya, dampak gempabumi berupa guncangan dirasakan di Aek Godang dengan skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), di Padangsidempuan, Sialang, Binanga, dan Sipirok dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI MMI).
Sumber : Kumparan, Tribun Medan
Editor : Dahlan Batubara