Budaya

Bahasa Mandailing, Sastra Klasik Hingga Masa Kolonial (bagian 1)

Jalan raya di Mandailing, post weg, pada abad XlX. Koleksi KITLV Leiden, Nederland. Reproduksi 1985. (Basyral Hamidi Harahap. 2004. Madina Madani)

Ragam Bahasa

Berdasar klasifikasi bahasa yang ditawarkan Slamet Mulyana, Bahasa Mandailing termasukĀ rumpun bahasa Austronesia. Z. Pangaduan Lubis ada mengemukakan bahwa di dalam bahasa Mandailing terdapat lima ragam bahasa yang masing-masing kosakatanya berbeda satu sama lain yaitu:

Hata somalĀ yaitu ragam bahasa yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Hata andungĀ yaitu ragam bahasa sastra yang dipakai dalam tradisi mangandung (meratap) pada upacara adat perkawinan atau kematian.

Hata teas dohot jampolakĀ yaitu ragam bahasa yang dipakai dalam pertengkaran atau mencaci maki.

Hata si basoĀ yaitu ragam bahasa yang digunakan khusus oleh si baso (tokoh shaman) atau datu.

Hata parkapurĀ yaitu ragam bahasa yang digunakan orang Mandailing pada masa lalu ketika mereka mencari kapur barus di hutan. [6]

Di masa lalu orang Mandailing juga memiliki satu alat komunikasi atau jenis bahasa tertentu yang disebutĀ Hata bulung-bulungĀ (bahasa dedaunan). Bahasa ini bukanlah berupa lambang bunyi melainkan menggunakan daun tumbuhan sebagai perlambangnya. [5] [7] (bersambung ke bagian 2)

Sumber: wikipedia
Editor: Dahlan Batubara

Referensi wikipedia: [5] Edi Nasution (2007).Ā “Bahasa Mandailing”.Ā Tulilla, Muzik bujukan Mandailing. Arecabooks. hlm.Ā 31.Ā ISBNĀ 9789834283445.

[6] Basyral Hamidy HarahapĀ (17 november 2018).Ā “Mengenal Bahasa Mandailing-bagian 1”. www.mandailingonline.com

[7] Basyral Hamidy HarahapĀ (21 November 2016).Ā “Mengenal Bahasa Mandailing-bagian 4”. www.mandailingonline.com. Diakses tanggalĀ 11 maretĀ 2018.

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.