
PANYABUNGAN ( Mandailing Online ): Proyek Sacntuary Tapir di Desa Sopotinjak, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal ( Madina ) yang dibangun sejak tahun 2020 dan dilanjutkan pembangunannya ditahun 2024 ternyata belum sepenuhnya berfungsi meski Sejumlah bangunan sudah berdiri namun tidak ada perawatan sama sekali.
Investiasi Mandailing Online dilokasi melihat bangunan yang telah selesai dikerjakan proyek tahun 2024 itu seperti pembangunan kios pemberdayaan masyarakat terlihat masih kosong. Pagu anggaran pembangunan kios itu sendiri senilai Rp. 200.000.000 ( sesuai pagu anggaran). Selain itu ada jalan evakuasi yang memakan anggaan Rp.400.000.000 ( sesuai pagu anggaran ) hanya pondasi dan timbunan sirtu.
Bangunan lain yang untuk masuk ke lokasi pengunjung harus bayar tiket 5000 rupiah itu ada bangunan anjungan gazebo yang menelan anggaran dengan pagu Rp.450.000.000 juga dikerjakan ditahun 2024 lewat. Ada juga bangunan BoardWalk yang memakan anggaran Rp.200.000.000 sesuai pagu anggaran yang diperoleh dari laman kementerian lingkungan hidup dan kehutanan.

Menanggapi hal tersebut Bidang Sub Bagian Tata Usaha Herbert Aritonang, didampingi Kepala seksi Siti Wahyuni selaku pengelola taman nasional wilayah 3 TNBG mengatakan. 5 item proyek ahun 2024 yakni Boardwalk, Pagar Kandang Rehabilitasi Habituasi, Klinik Dokter Hewan, serta Landscape & Jalan Evakuasi adalah proyek lanjutan yang sempat terkendala proses pembangunannya kare masalah kahar sosial dari masyarakat sekitar ditahun 2020 lalu.

Terkait kios pemberdayaan masyarakat Siti Wahyuni mengaku bahwa kios itu belum dufungsikan karena masih dalam tahap pemeliharaan.
“Itu masih tahap pemeliharaan, ya harapannya nanti setelah bisa difungsikan warga sekitar bisa berjualan disitu,” Jelas Siti Kepala Seksi Wilayah 3 TNBG ( Taman Nasional Batang Gadis ) Madina Selasa kemaren 18/3/2025.

Terkait adanya bangunan yang tidak kelar dikerjakan yakni Anjungan Gazebo dengan pagu anggaran Rp.450.000.000 karena dana recofusing anggaran sesuai data KLHK.
Dari semua bangunan yang ada dilokasi dari pantauan nyaris tidak ada perawatan. banyak bangunan yang ditumbuhi tanaman liar sehingga pengunjung yang berkunjung kelokasi tidak tertarik.
Menangapi hal ini pengamat konservasi Muhammad Nuh mengatakan pengalokasian anggaran Sanctuary Tapir di Desa Sopotinjak jelas tidak begitu ada manfaat nya. Pasalnya belum ditemukan konflik manusia dengan binatang Tapir.
Ia juga menilai bahwa TNBG sendiri belum pernah memberi penjelasan terhadap publik apakah binatang tapir ini menjadi salah satu Icon yang istimewa dari TNBG.
Muhammad Nuh menilai banyak kegiatan fisik di TNBG yang harus di uji selain perlindungan kawasan.
Ia beharap kalau mamang pembangunan Secntuary Tapir di Desa Sopotinjak yang menelan anggaran miliaran itu adalah icon unggulan TNBG, harus nya perhatian TNBG Madina terfokus. Kondisi hari ini kata Nuh yang akrab disapa itu bangunan terkesan tidak terawat dan anggaran itu terkesan mubazzir.
” harusnya TNBG Madina tidak harus fokus semua ke perlindungan kawasan saja. Kalau ada obyek yang bisa dijadikan wisaa seperti Sanctuary Tapir, TNBG juga harus perhatikan karena ada anggaran negara di situ,” harap Muhammad Nuh mengahiri komentar nya. ( fikri )