Artikel

Covid-19 dan Kesadaran Bersama

Atika Azmi Utammi Nasution, B.AppFin, MFin

Catatan Ringkas : Atika Azmi Utammi Nasution

Covid 19 merupakan musibah yang tak terbendung penyebarannya hingga saat ini. Statusnya pun dinaikkan oleh World Health Organisation (WHO) dari epidemi menjadi pandemi.

Pandemi adalah penyebaran virus atau penyakit yang mendunia. Namun, ada satu kekosongan yang mungkin luput dari pandangan bersama. Vaksin penawar Covid-19 per akhir Maret 2020 belum benar-benar ditemukan.

Peneliti, baik bersifat individu maupun organisasi perlu didorong untuk lebih cepat menemukan vaksin Covid-19 ini, karena bukan hanya faktor kesehatan yang terancam, masalah sosial-ekonomi pun semakin hari semakin bermunculan.

Salah satu cara yang mungkin dapat dimaksimalkan oleh pemerintah adalah dengan pemberian ganjaran sewajarnya kepada penemu vaksin, baik dalam bentuk ganjaran finansial, penghargaan nobel maupun dalam bentuk lainnya.

Ini bukan hanya beban pemerintah, tetapi beban bersama.

Pemberian ganjaran ini bukan semata-mata ajang untuk mencari nafkah, tetapi lebih tepatnya untuk menyudahi pandemi ini lebih awal. Selain itu, warga yang enggan memeriksakan diri terkait Covid-19 juga harus didorong agar memeriksakan diri sedini mungkin untuk meminimalisirkan penyebaran Covid-19 ini.

Beberapa cara untuk mendorongnya adalah melalui pemberian stimulus berupa pemberian subsidi transportasi dan akomodasi kepada yang suka rela
memeriksakan dirinya. Pemberian bantuan dasar rumah tangga kepada pengidap Covid-19 berupa sembako dan kebutuhan dasar pangan lain.

Pemberian subsidi listrik dan air, keringanan kredit kepada debitur yang paling dirugikan oleh pandemi ini, misalnya keringanan kredit ojek online dan keringanan kredit UMKM.

Selain stimulus, pemerintah juga perlu menjaga stabilitas fiskal dan moneter seperti Surat Berharga Negara (SBN), saham perusahaan terbuka, suku bunga dan nilai tukar rupiah agar tetap pada level yang di8nginkan demi kondusifitas keuangan negara.

Karena dari ekonomi yang kondusif, maka beban socio-ekonomi terkait pandemi ini dapat lebih ditanggulangi.

Selain itu, pemerintah juga perlu mengalokasikan dana cadangan untuk mengantisipasi epidemi atau pandemi yang berpotensi muncul, agar terhindar dari situasi berat seperti sekarang ini.

Kejadian SARS dan H1N1 beberapa tahun silam seharusnya sudah menjadi pelajaran untuk semua, bahwa pandemi seperti ini adalah merupan suatu kejadian yang bersiklus. Artinya, sangat besar kemungkinan dunia akan mengadapi pandemi setiap beberapa tahun apabila pola hidup sehat dan kelesatrian bumi kita abaikan.***

(Atika Azmi Utammi Nasution, B.AppFin, MFin tinggal di Kotanaopana, Mandailing Natal)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.