Oleh: Suci Hati, S.M
Aktivis Dakwah Kota Medan
Berita tentang seorang jurnalis yang mengalami tindak kejahatan yang dialami jurnalis Fatima tewas beserta tujuh anggota keluarganya telah menjadi target sasaran serangan brutal tentara Israel karena foto-foto yang menjadi hasil karya dokumentasi beliau terhadap warga Gaza (19/04).
Mengingat tentang kondisi saudara kita yang ada di Palestina penderitaan dan kepedihan tidak akan ada habis-habisnya selama jihad tidak dilaksanakan secara mendunia. Seruannya sudah, namun baru terealisasi secara individu dari kaum muslimin di dunia.
Sebenarnya jika seluruh tentara dikirimkan oleh pemimpin negeri Islam ke Palestina, ini menjadi kekuatan yang amat besar. Namun kondisi perpolitikan negeri Islam itu terjebak pada cengkeraman negara besar yang mendikte mereka. Karena kondisi inilah, keberpihakan negeri Islam untuk mengirimkan tentara itu tidak ada. Sekat nasionalisme dan tidak independennya negeri islam menjadi halangan utama untuk kebijakan itu.
Kita melihat pemimpin-pemimpin kaum muslimin hanya sekedar mengecam semata tanpa mampu memberikan solusi yang tepat. Bahkan diamnya negeri-negeri Arab yang sangat dekat dengan perbatasan Palestina itupun semakin menunjukan pemimpin Arab tidak berpihak pada Palestina.
Padahal itu bukan hal yang sulit. Mengirimkan tentara-tentara muslim ke sana itu tidak sulit. Dari sini menunjukkan bahwa ikatan nasionalisme yang membelenggu para-para pemimpin negeri muslim yang menganggap Palestina bukan bagian dari wilayahnya itu menjadi penghalang utama. Disisi lain kebengisan serta kejahatan brutal yang dilakukan oleh Zionis Israel itu kuat dan pongah karena banyak yang memberi sokongan dan dukungan pada mereka. Bagaimanapun bantuan itu dari segi dana serta persenjataan. Sangat menguatkan zionis.
Kontras memang. Hal lain yang bisa kita lihat dari negeri-negeri Muslim hari ini adalah kondisi negeri yang mayoritas kaya akan sumberdaya alamnya. Sementara negeri-negeri yang yang dianggap kuat itu justru hanya mampu menjajah negeri-negeri yang makmur itu. Seperti halnya Amerika dan sekutunya yang menjadi pendukung utama menyokong Israel.
Dari sini kita bisa menyatakan bahwa seharusnya pemimpin negeri ini harus berani memutuskan seluruh kerjasama terhadap negeri-negeri penjajah itu. Karena mereka sudah berani menumpahkan darah saudaranya. Tanpa harus memandang kaum muslimin pun, seharusnya genosida ini bisa dihentikan.
Pengiriman tentara dari negeri kaum muslimin memang hanya bisa jika dikomandoi institusi besar bernama Khilafah. Jika tidak ada Khilafah itu bersatunya tentara di negeri-negeri Muslim adalah sesuatu yang utopis.
Singkatnya seruan jihad pada seluruh kaum muslimin dan pengiriman tentara dari negeri Islam mengusir Zionis akan terlaksana jika ada Khilafah itu. Bagaimanapun derita Palestina, adalah derita kita seluruh kaum muslimin di dunia. Hanya Khilafah yang bisa menghilangkannya.
Wallahu a’lam bisshowab.