Seputar Tapsel

Desember 2011, Tambang Emas BT. Toru Berproduksi


P. Sidimpuan,

Direncanakan akhir tahun 2011 atau tepatnya bulan Desember, tambang emas di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan mulai berproduksi.

Demikian Permitting & Government Relation Manager G-Rosurces Martabe, Linda Siahaan kepada Analisa disela-sela kunjungan Bupati H. Syahrul M Pasaribu bersama sejumlah anggota komisi D DPRD SU di tambang mas Bt Toru Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan, Rabu (20/4) sore.

Dikatakan, saat ini perusahaan pertambangan emas yang telah berganti kepemilikan dari Aginrcourt, Australia ke G. Resources, Hongkong ,sudah memasuki tahap konstruksi.

“Direncanakan tahapan konstruksi berlangsung 5 hingga 9 bulan kedepan, sehingga akhir desember tambang emas ini sudah bisa memasuki tahapan produksi seiring semua infrastruktur penunjang perusahaan selesai, “katanya.

Dijelaskan, sebelumnya Agricourt sempat menghentikan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tambang emas di Batang Toru, Sumut karena perusahaan pertambangan asal Australia itu mengalami dampak akibat krisis keuangan global.

“Sejak Februari 2009, perusahaan itu sempat merumahkan karyawan harian dan kontrak selama setahun lebih, sebelum lokasi pertambangan emas itu dilepas kepemilikannya kepada G. Resources, Hongkong. Itulah sebenarnya salah satu alasan kenapa hingga saat ini tambang ini belum berproduksi,” ungkapnya.

Disinggung mengenai kandungan mineral yang bernilai ekonomis tinggi pada proyek Martabe tersebut, Linda mengatakan, sumber daya emas di tambang Martabe sekitar 6,5 juta ons dan perak 66,4 juta ons.

Namun yang sudah dipastikan, cadangan emasnya sekitar 2,7 juta ons dan perak 32,8 juta ons,” terangnya sembari menyebut, wilayah eksplorasi kontrak karya G-Resources seluas 163.927 hektare, membentang di wilayah Kabupaten Tapsel, Taput, Tapteng,Madina dan Kota P. Sidimpuan.

Lebih lanjut Linda mengatakan, kendala dan kesulitan yang dihadapi G-Resources saat ini adalah, teknis lahan berupa pergeseran lokasi pembangunan pabrik, dan hujan terus menerus yang mengakibatkan pekerjaan lapangan harus dihentikan.

Terkait ganti rugi lahan dan invetasi yang ditargetkan G-Resources di proyek Martabe ini Linda mengatakan, lahan warga yang sudah diganti rugi sekitar 1.000 Ha dan untuk sementara tidak ada lagi ganti rugi. Sedangkan investasi yang ditanamkan untuk proyek ini sekitar US$440 juta atau sekitar Rp 3,5 Triliun lebih.

Terpisah, Bupati Tapsel H. Syahrul M Pasaribu mengungkapkan harapan agar proses konstruksi dapat selesai sesuai jadwal yang ditentukan, sehingga tahapan produksi dapat segera dilakukan. (hih/sah)
Sumber : Analisa

Comments

Komentar Anda