Dinas Ketahanan Pangan Madina Konsisten di Asta Cita Prabowo

Taufik Zulhandra

PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) konsisten melaksanakan program ketahanan pangan sesuai Asta Cita Presiden RI Prabowo.

Juga sesuai visi dan misi Bupati Madina Saipullah Nasution dan Wakil Bupati Atika Azmi Utammi Nasution.

Salah satu program yang bergulir adalah Gerakan Pangan Murah (GPM).

“​Untuk Dinas Ketahanan Pangan, apa yang menjadi program Pak Prabowo, yaitu adanya GPM atau Gerakan Pangan Murah. Di Mandailing Natal, sebelumnya pun memang sudah kita laksanakan. Namun, mulai bulan Agustus sampai hari ini, menjadi perhatian penuh pemerintah daerah,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Taufik Zulhandra menjawab Mandailing Online, pekan lalu.

Selain menekan inflasi, program GPM juga membantu dan menolong masyarakat dari sisi harga untuk pembelian daripada beras.

Harga beras di Gerakan Pangan Murah lebih rendah sekitar 4.000 per kg dibanding harga pasar.

“​Ini (GPM) sudah kita laksanakan dari 1 Agustus, sampai hari ini sudah 51 ton yang sudah kita realisasi,” ujarnya.

Selain pemerintah daerah, beberapa lembaga lain seperti Polri dan TNI juga melaksanakan GPM.

“Kemudian ada di situ juga bantuan Bulog walaupun tidak banyak. Ini sampai hari ini sudah kita totalkan mencapai—kalau tidak salah 242 ton sampai dengan hari ini. Yang kita salurkan terkait Gerakan Pangan Murah. Dan ini sudah kita laksanakan baik di tingkat kecamatan, di tingkat desa, dan di tingkat kabupaten”, ungkapnya.

Di sisi lain, Dinas Ketahanan Pangan Madina juga menggulirkan gerakan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

“Dinas Ketahanan Pangan dalam rangka menyahuti bagaimana rumah tangga bisa memenuhi sayurnya, walaupun tidak 100%, tapi minimal bisa mengurangi belanja rumah tangganya,” ujar Taufik yang juga Plt Kepala Dinas Pertanian Madina.

“Sehingga kalau kita perhitungkan, itu bisa mengurangi perbelanjaan Rp 15.000 per hari. Kalau Rp 15.000 per hari hitungan kami hampir Rp 600.000 sampai Rp 700.000 per bulan. Itu sudah luar biasa. Rp 600.000 sampai Rp 700.000 per bulan itu dari sayur saja,” imbuh Taufik.

Sebanyak lima kelompok telah dibina dalam program KRPL tahun ini.

Kendati pun itu hanya 5 kelompok, namun diharapkan bisa dicontoh oleh desa-desa tetangga lainnya.

Program ini sejatinya menjadi perhatian dan berkelanjutan karena menyentuh langsung masyarakat dari sisi Cadangan Pangan Masyarakat, terutama dampak positifnya mengurangi sampai Rp 700.000 pengeluaran belanja dapur ibu rumah tangga.

Di sisi Cadangan Pangan Pemerintah, tahun ini ada pembelian beras sekitar 6 ton.

“Tahun ini kalau tidak salah ada pembelian kita sekitar 6 ton dan di Bulog dari sisa tahun kemarin ada sekitar 9,2 ton sekarang cadangan pangan kita,” ungkapnya.

Cadangan pangan ini bisa untuk masyarakat miskin ekstrim, bisa untuk masyarakat yang terkena bencana.

Di sisi lain, Taufik berharap cadangan pangan itu harus mencapai 50 sampai 100 ton sebagai angka yang relatif ideal cadangan beras. (dab)

Comments

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses