Berita Nasional

Diperkosa Majikan, Ancam Bunuh Diri


TKI di Arab Saudi

BANYUWANGI-
Lagi – lagi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi mengalami perlakuan yang tidak layak oleh majikannya. Siti Ratih Purnamasari namanya. Perempuan remaja berusia 19 tahun asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ini acap menerima siksaan dan ancaman perkosaan dari majikannya. Makanya, Siti terus mengancam akan bunuh diri andai dirinya tak segera dipulangkan.

Siti adalah anak kedua dari pasangan Irianto dan Desak Siti Asiah. Tepatnya, ia adalah warga Lingkungan Kampung Baru, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Menurut pihak keluarga, ancaman tersebut disampaikan Siti kepada orang tuanya empat hari yang lalu lewat telepon.

Sampai kini, Siti bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di keluarga Abu Kholid, seorang purnawirawan polisi di Kota Riyadh Arab Saudi. Ia mengaku sering kali dipukul dan dicekik oleh majikannya.

Tak hanya berlaku kasar, sang majikan juga sering melakukan tindakan tidak senonoh. Selain menggerayangi tubuh Siti, sang majikan juga sering masuk ke kamar dan berusaha memerkosanya.

Karena sering mengalami pelecehan seksual macam itu, saat ini, setiap hariSiti selalu membawa pisau untuk melindungi dirinya. Rencananya pisau tersebut akan digunakan untuk mengakhiri hidupnya jika sang majikan tetap nekat memerkosanya.

Siti juga pernah meminta ke majikannya untuk dipulangkan. Tapi naas, sang majikan malah minta uang ganti rugi sebesar Rp 11 juta kalau sang pembantu nekat ingin pulang.

Ihwal perlakuan tak layak tersebut, kedua orang tuanya pun kebingungan. Bahkan, lantaran kabar tersebut, sang ibu, Desak Siti Asiah langsung jatuh sakit. Bahkan, karena terlalu khawatir, ibunda Siti saat ini mengalami gangguan jiwa.
Sementara, setelah menerima telepon dari anaknya, Irianto langsung mendatangi Kantor Dinas Tenaga Kerja Banyuwangi. Bapak tiga anak ini mengadukan nasib anaknya ke salah satu staf kantor tersebut.

Bukannya menaruh peduli dan membantu memecahkan persoalan, salah satu staf kantor itu, Yazid namanya, malah mengatakan kalau Siti berangkat melalui penyalur tenaga kerja yang tidak terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Banyuwangi. Padahal menurut Irianto, anaknya waktu itu berangkat melalui PT. Rajasa yang beralamat di Jalan Batu Ampar, Jakarta Timur. “Wong saya pernah menjenguk anak saya di sana kok, waktu itu anak saya masih didalam penampungan PT,” ujarnya sambil meneteskan air mata.

Sementara itu Iriyanto hanya bisa berharap supaya anaknya cepat dipulangkan. “Saya tidak ingin terjadi sesuatu terhadap anak saya. Saya berharap Pemerintah Indonesia bisa secepatnya menangani permasalahan ini. Bapak Presiden harus bisa melindungi warga Negara Indonesia yang bekerja di Arab Saudi” ungkapnya.(net/jpnn)
Sumber : hariansumutpos.com

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.