Seputar Madina

Fahrizal Efendi dan Upaya Pengembangan Pesantren Abinnur Al-Islami

 

Fahrizal Efendi Nasution (kanan) menyalami Pimpinan Pesantren Abinnur Al-Islami, H. Ahmad Saukani,Lc saat menghadiri wisuda hafizul Qur’an di pesantren itu, Ahad (6/3/2022).

Pondok Pesantren Abinnur Al-Islami merupakan asset penting bagi umat muslim di Mandailing Natal.

Asset penting karena pesantren ini sejak berdiri pada tahun 2006 telah fokus untuk melahirkan santri-santri hafizul Qur’an.

Pesantren yang berlokasi di Kelurahan Mompang Jae, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara ini juga fokus dalam kitab klasik, yakni kitab kuning.

Saban tahun jumlah santri di pesantren ini makin bertambah. Bukan saja santri dari kawasan Madina, atau kawasan lain Sumatera Utara, santri juga berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

Dengan demikian, pesantren ini menjadi salah satu tumpuan harapan untuk melahirkan penghafal Al-Qur’an pada generasi muda muslim.

Sejak menerima santri kali pertama pada tahun 2007, jumlah santri di Abinnur Al-Islami ini hanya belasan orang.

Namun, kini jumlah santri sudah mencapai rubuan. Data yang dilansir pihak Pesantren Abinnur Al-Islami pada Ahad (6/3/2022) jumlah santri kini sebanyak 2.400 orang.

Kondisi itu tentu menyebabkan pihak pesantren harus bekerja keras untuk menambah infrastruktur dan fasilitas pendidikan serta pemondokan di tengah meningkatnya arus jumlah santri yang kian meningkat saban tahun.

Oleh karena itu, dukungan semua pihak tentu sangat diharapkan bagi perluasan infrastruktur dan fasilitas pendidikan di pesantren ini.

“Adanya lonjakan santri-santriyah itu otomatis membutuhkan pertambahan jumlah ruang kelas baru di pesantren ini,” ujar Anggota  DPRD Sumatera Utara, H. Fahrizal Efendi Nasution menjawab wartawan, Ahad (6/3/2022) saat menghadiri wisuda hafizul Qur’an dan penamatan santri kelas VII di pesantren itu.

Selain memenuhi undangan pimpinan pesantren, Fahrizal Efendi Nasution mengatakan kehadirannya pada acara tersebut sebagai bentuk dukungan moral kepada pengelola dan para santri di pesantren itu.

Dalam pidato wisuda dan penamatan kelas VII, Pimpinan Ma’had Abinnur Al-Islami H. Ahmad Saukani Hasibuan, Lc mengucapkan terimakasih kepada Fahrizal Efendi Nasution yang memiliki kepedulian terhadap pesantren itu.

Dia mendoakan semoga perjuangan Fahrizal berjalan dengan baik di lembaga legislatif.

Berdasar catatan pesantren, Fahrizal telah menyalurkan dana aspirasi senilai Rp 600 juta yang bersumber dari Perubahan Anggaran Pedapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Sumatera Utara tahun 2021 untuk pembangunan tiga ruang kelas baru di Pesantren Abinnur Al-Islami.

“Kebetulan pada P-APBD Sumatera Utara tahun 2021, ada kesepakatan dengan Pemprov Sumut agar ditampung dana aspirasi per anggota DPRD sekitar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta. Alhamdulillah, dana aspirasi yang Rp 600 juta itu kita alokasikan keseluruhannya kepada pesantern Abinnur Al-Islami,” kata Fahrizal.

Anggota Komisi B DPRD Sumut dari Partai Hanura itu menjelaskan, dana aspirasi tersebut sengaja digunakan untuk pembangunan tiga ruang kelas baru, menyusul adanya lonjakan jumlah santri-santriyah Pesantren Abinnur pada tahun ajaran 2020-2021.

‘‘Adanya lonjakan santri-santriyah itu otomatis membutuhkan pertambahan jumlah ruang kelas baru di pesantren ini. Jadi, kita sepakat (dana aspirasi) dialokasikan langsung ke pembangunan lokal (ruang kelas) baru,” tutur Fahrizal.

Untuk kedepannya, Fahrizal selaku anggota DPRD Sumut akan terus mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar tetap mengalokasikan dana aspirasi dalam pembahasan-pembahasan anggaran dana pembangunan rumah ibadah dan sekolah-sekolah swasta, teramsuk pesantren, melalui Binsos.

“Khusus untuk Mandailing Natal sebagai salah satu daerah pemilihan (dapil) Sumut 7, ada 10 anggota DPRD Sumut dari dapil ini. Tentunya 10 anggota DPRD Sumut ini menyalurkan seluruh dana aspirasinya ke masing-masing daerah pemilihan sesuai dengan pemetaan daerah-daerah basis pendukung masing-masing,” papar Fahrizal.

Selain itu, Fahrizal juga berharap agar pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota tetap konsisten dan selalu hadir untuk memfasilitasi pembangunan pesantren-pesantren di Sumatera Utara, khususnya di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), dan terkhusus lagi di Kabupaten Mandailing Natal.

“Sebab, Mandailiing Natal ini merupakan basisnya pesantren atau dikenal sebagai Kota Santri sesuai dengan jargon daerah, Negeri Beradat Taat Beribadat,” tuturnya.

Peliput: Dahlan Batubara

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.