Seputar Madina

FKDT Madina: Dukung Penguatan ‘Sikola Maktab’

 

PANYABUNGAN (Mandailing Online) – FKDT Madina meminta kepada semua pihak dan segenap lapisan masyarakat Madina mendukung upaya penguatan Madrasah Diniyah Takmiliyah (Sikola Maktab).

Salah satunya, dengan mendorong agar setiap anak mengikuti pendidikan diniyah takmiliyah tingkat awaliyah sebelum memasuki jenjang pendidikan SLTP dan sederajat.

Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Najamuddin kepada wartawan, Senin (28/5) mengatakan bahwa peran Madrasah Diniyah Takmilyah Awaliyah (MDTA) tidak hanya strategis dalam mewujudkan Madina yang lebih religus.

"Sikola Maktab atau 'sikola arob' juga berperan vital dalam tahapan dan rantai kegiatan dakwah Islamiyah," lanjutnya menekankan.

Najamuddin menilai, penanaman nilai-nilai kebaikan universal dan dasar-dasar ajaran Islam memang sangat tepat pada usia SD, antara kelas III sampai kelas VI. Pada masa itu, kemampuan fisik dan psikomotorik anak sudah mulai siap menerima asupan pelajaran agama yang kemudian juga menjadi dasar dalam pembentukan akhlaq secara luas.

Dia berharap agar masyarakat Madina memahami kondisi anak di usia SD itu serta mementingkan penanaman nilai dan dasar ajaran Islam.

"Saya yakin, kalau masyarakat memang memahami dimensi psikologis anak itu, semuanya mendukung upaya-upaya penguatan sekolah diniyah takmiliyah awaliyah itu," sambungnya.

Lebih jauh lagi, Najamuddin menguraikan, upaya-upaya penguatan itu bisa dilakukan melalui semua tingkatan, mulai dari diri anak, orang tua, lingkungan rumah, madrasah yang bersangkutan. Kemudian, organisasi guru-guru MDTA, yaitu FKDT di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi dan pengurus pusat juga mengambil langkah-langkah penguatan.

"Di luar masyarakat itu, pemkab dan Kemenag Madina juga punya peran yang sangat menentukan. Di samping program keagamaan lain tentunya, penguatan madrasah diniyah takmiliyah awaliyah itu sudah mengkristal. Pemerintah bisa mengeluarkan peraturan daerah atau cukup dengan peraturan bupati saja untuk mewajibkan anak-anak usia SD mengikuti pendidikan non-formal MDTA," imbuhnya.

Karena itu, FKDT Madina mengapresiasi langkah-langkah Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dalam rangka revitalisasi MDTA.

"Saya kira, tujuan hakikinya sama, yaitu agar pendidikan Islam di Madrasah Diniah Takmilyah atau non-formal untuk tingkat awaliyah itu betul-betul menjadi prioritas," tambahnya.

Selain itu, Najamuddin memaparkan, seirama dengan penguatan itu, FKDT Madina juga terus melakukan upaya dan terobosan untuk menguatkan dari sisi tenaga pengajarnya. Selain menjalin silaturrahim sembari saling memotivasi sesama guru-guru, FKDT Madina sejauh ini turut meyakinkan Pemkab Madina untuk menaikkan insentif untuk guru-guru MDTA dan pondok pesantren dari yang selama lebih 10 tahun terakhir ini hanya 100 ribu rupiah menjadi 150 ribu rupiah.

"Atas hal itu, tentu saja kami menyampaikan ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemkab Madina dan DPRD Madina yang sudah menyetujui peningkatan nilai insentif itu," katanya.

Selanjutnya, Najamuddin mangajak segenap tenaga pengajar MDTA di seluruh Madina untuk meningkatkan kinerjanya. Satu hal yang membedakan guru MDTA dengan guru-guru di sekolah formal, yaitu niat dan semangatnya.

"Saya yakin, guru-guru MDTA itu tetap mengakar dengan niat tulus dan semangat tinggi sekalipun keuangan MDTA itu melemah. Tapi, alhamdulillah, masyarakat semakin kuat dan Pemkab Madina makin peduli dan empati. Semoga keadaannya terus membaik. Insentif yang sudah berniali Rp 150 ribu di 2015 ini, masih dapat dinaikkan ke kisaran 300-500 ribu rupiah per bulan," ujarnya.

Najamuddin juga menggambarkan, tanpa MDTA akan muncul generasi penerus yang memiliki pengetahuan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang dangkal.

"Bisa kita buktikan, jauh lebih banyak anak-anak yang memilih pendidikan umum. Artinya, sebagian besar anak-anak hanya mendapatkan pendidikan Islam di usia SD melalui MDTA. Bayangkan seperti apa rusaknya akhlaq generasi penerus tanpa MDTA," imbuhnya.

Peliput : Ludfan Nasution
Editor  : Dahlan Batubara

 

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.