Seputar Madina

Geliat Pastap Julu, Ekowisata Hingga Agribisnis (bagian 1)

Catatan : Dahlan Batubara

Desa Pastap Julu berada di Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Desa ini berposisi paling ujung jalur Pastap, sekitar 6 Km dari simpang jalan raya Lintas Sumatera.

Lebar badan jalan jalur Pastap rata rata sekitar 2,5 meter.

Waktu tempuhnya lumayan lama karena separoh jalan merupakan bebatuan bekas aspal lapen yang hancur. Separohnya lagi aspal yang masih bagus.

Jika kita berkendara menuju desa itu, maka di bagian kanan sepanjang jalan kita akan menikmati alam hutan dan semi hutan yang ditanami pohon pohon karet.

Di bagian kiri pemandangan liukan liukan Sungai Aek Mais disertai suara arus sungai yang eksotik.

Sungai ini pula yang menjadi satu dari sekian banyak potensi Eko Wisata yang digagas, diperjuangkan dan dipromosikan sang Kepala Desa.

Dan, kondisi badan jalan yang sempit dan hancur menjadi faktor kendala penting bagi Kepala Desa Pastap Julu, Ali Musa Lubis dalam membangun desa itu.

Padahal, potensi desa ini sangat bagus untuk dikembangkan bagi kemakmuran warganya. Mulai dari potensi eko wisata hingga agrobisnis.

Selain potensi alam itu, potensi penduduknya yang ramah menjadi daya dukung.

Juga tak kalah pentingnya adalah sang kepala desa yang sangat visioner yang sedang berjuang mengembangkan potensi desa dan mengubah mindset penduduknya untuk lebih visioner dan parsitipatif bagi kemajuan bersama.

Mandailing Online berkesempatan mengunjungi Desa Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Mandailing Natal (Madina) tanggal 23 April 2020.

Mandailing Online tak sendirian memantau desa itu. Ada tokoh ekonom Madina, Arsidin Batubara yang kini menjabat Ketua Fraksi Golkar DPRD Madina; ada Sobir Lubis tokoh enterpreneur dan mantan Ketua Kadin Madina yang kini menjabat Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Madina, ada pengusaha agrobisnis Madina Azwar Pulungan yang kini sukses menyuplai pepaya Calina dari Runding ke plaza plaza di Medan.

Alam Desa Pastap Julu yang ekosotis, masih alami, liukan sungai yang jernih membuat desa ini menjadi menarik.

Bahkan sang kepala desa telah berhasil membawa turis mancanegara dan wisatawan lokal menikmati River Tubing di sepanjang Sungai Aek Mais yang melintasi hutan dan desa ini.

Dan kepala desa faham betul sosio kultural warga desa yang religius, sehingga kepala desa memoles potensi eko wisata itu menjadi wisata syariah agar sesuai dengan norma norma dan kearifan lokal desa. (bersambung)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.