Artikel

Gender: Racun Kapitalisme!!

Oleh: Sri Handayani, ST 
Guru tinggal di Padangsidempuan

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa APBN sebagai instrumen keuangan negara juga mengenali pentingnya kesetaraan gender. Salah satu inisiatif baru pada tahun 2021 adalah mengenalkan sebuah dana alokasi khusus nonfisik yang didedikasikan untuk dana pelayanan perlindungan perempuan dan anak.(16/12/2020 Kemenkeu)

Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk mendorong partisipasi perempuan dalam pasar tenaga kerja adalah dengan memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan untuk memasuki lapangan usaha tertentu.

Di sisi lain, budaya patriarki yang masih melekat hingga saat ini memberikan sekat bagi perempuan untuk lebih bertanggungjawab di bidang domestik atau pekerjaan rumah tangga. Sementara peran publik diberikan kepada laki-laki. Pembebanan peran domestik mengakibatkan secara umum perempuan menjadi kurang produktif secara finansial.

Oleh karena itu, pemerintah sudah semestinya terus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja tanpa terkecuali. Dengan demikian, diharapkan capaian dimensi ekonomi akan meningkat dan akhirnya berdampak pada meningkatnya IPG di Indonesia.

(kumparan.com)

Kapitalisme adalah ideologi yang saat ini diemban oleh barat dan beberapa negeri muslim. Yang melahirkan ide memisahkan urusan kehidupan dengan agama dan tolak ukur kebahagiaan berdasarkan materi.

Racun isu keperempuanan memang tidak terasa mematikan. Program kesetaraan gender terus dan akan diadopsi Indonesia menjadi bukti bahwa penjajahan Barat terhadap perempuan masih berlangsung. Akibat propaganda yang luar biasa manis. Program-program yang ditawarkan mampu mengatasi diskriminasi, menumbuhkan kewirausahaan dan kepemimpinan perempuan terasa merdu. Mereka telah meminggirkan agama untuk mengatur masalah perempuan.

Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menjadi mantra sakti yang dianggap menyelesaikan semua masalah perempuan. Tipuan kesetaraan gender sudah berulang kali digaung oleh kapitalis bahwa perempuan adalah penyelamat ekonomi keluarga dan pendidikan anak-anaknya. Ini merupakan jargon untuk menjerumuskan perempuan dalam kubangan ekonomi yang eksploitatif. Asas sekuleris yang dianut kapitalis tidak pernah ragu untuk menjadikan perempuan sebagai obyek komoditi, dieksploitasi dan dimanfaatkan untuk meraih keuntungan materialistik. Inilah nilai kemuliaan di mata kapitalis.

Kesetaraan gender yang disusun oleh kapitalis untuk mencapai yang pasti tadmir usrah al muslimin (penghancuran keluarga muslima). Ini adalah sasaran yang dibuat oleh para imperialis membuat keluarga-keluarga muslim tidak berdaya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena itu perempuan menjadi alat dan solusi praktis untuk menyelematkan kebutuhan keluarga. Dan akhirnya  muncul masalah  perceraian dan KDRT. Begitulah kapitalisme mendompleng kesetaraan gender.

Selama isu gender digaungkan dan diadopsi maka kondisi kian memburuk terhadap perempuan, anak dan keluarga. Masalah mendasar atas persoalan ini adalah penerapan sistem kapitalis-sekularis. Hanya satu kondisi yang mampu menuntaskan masalah yang solusitif dan fundamental adalah kembali kepada aturan  Allah swt yaitu islam secara kaffah yang diterapkan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Islam kaffah mampu mewujudkan perlindungan dan penghormatan serta memuliakan atas peran perempuan. Wallahu’alam bishowwab.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.