Generasi Taat Syariat, Radikal?

Oleh: Siti Rima Sarinah

Kerusakan remaja yang mengarahkan pada dekadensi moral yang sangat parah tengah dialami oleh remaja saat ini. Setiap hari kita dipertontonkan berbagai macam pola tingkah remaja yang membuat orang tua dan masyarakat mengelus dada melihat tingkah pola generasi bangsa ini yang semakin memprihatinkan.

Bullying, tawuran, narkoba, dan pergaulan bebas, menjadi tren gaya hidup remaja yang tampak di hadapan kita. Aktifitas kekerasan yang digandrungi remaja telah menelan korban yang tidak sedikit. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mengantisipasi beragam kenakalan remaja yang semakin membahayakan jiwa diri sendiri dan orang lain.

Salah satu upaya untuk menyelamatkan remaja dari kerusakan akibat kenakalan adalah mengarahkan mereka untuk aktif dalam organisasi keIslaman (rohis) ada di sekolah-sekolah. Kegiatan rohis ini, mereka mengkaji Islam dan mampu menjadikan aturan Islam sebagai standar perbuatan mereka. Sehingga mereka memahami baik dan buruk sesuai kacamata syariat  Allah.

Generasi Taat = Radikal

Tidak semua memandang aktifitas rohis di sekolah sebagai aktifitas positif bagi generasi. Aktifitas rohis terkadang dikaitkan dengan paparan ideologi radikal. Bahkan orang tua dihimbau untuk mengawasi aktifitas daring anak untuk mencegah menjadi korban terpapar ideologi keras/radikal ( detiknews, 18/11/2025)

Istilah radikal yang kerap kali dikaitkan dengan organisasi keIslaman, tentu tidak bijak. Karena Islam adalah agama yang tidak mengajarkan kekerasan, melainkan mengarahkan generasi muslim untuk senantiasa melakukan amal kebaikan, bukan sebaliknya.

Jika pemerintah peduli dengan generasi seharusnya mampu mengcounter situs dan konten kekerasan yang beredar bebas di dunia maya. Bukankah kerusakan dan kenakalan generasi akibat konten-konten tersebut dan tidak ada upaya dari pemerintah untuk menutup ataupun memberi sanksi kepada pemilik situs tersebut?

Selamatkan Generasi, Wujudkan Generasi Taat

Seharusnya negara tidak boleh menutup mata dengan maraknya kerusakan dan kenakalan remaja yang bahkan telah menelan banyak korban. Dan menyadari kerusakan dan kenakalan ini terjadi karena sistem yang diterapkan hari ini yang memfasilitasi kerusakan. Maka generasi harus diselamatkan dari berbagai kerusakan tersebut dengan memahamkan mereka tentang Islam.

Tatkala mereka memahami Islam dan menjadikan Islam sebagai standar kehidupan, maka akan terbentuk sosok generasi yang senatiasa berbuat sesuatu untuk kemaslahatan masyarakat. Mereka akan mampu menyelesaikan persoalan kehidupannya dengan cara pandang yang benar, bukan dengan kekerasan yang kerap dilakukan oleh generasi saat ini.

Kita pun harus bijak untuk memberikan istilah radikal atau teroris, pada aktifitas keIslaman yang dilakukan oleh generasi. Karena pada hakikatnya aktifitas tersebut sebagai bentuk menyelamatkan generasi dari segala bentuk kerusakan akibat sistem aturan yang batil diterapkan atas mereka.

Yang terpenting tatkala generasi taat syariat Allah, mereka tidak akan melakukan segala bentuk kekerasan apalagi radikal karena Islam tidak mengajarkan hal demikian. Justru akan muncul sosok-sosok generasi yang senantiasa melakukan amar makruf nahi mungkar di antara mereka. Karena memahami posisi mereka sebagai tonggak estafet peradaban bangsa dan di tangan merekalah nasib bangsa ini dipertaruhkan.**

Comments

Komentar Anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses