PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Harga biji kakao di tingkat petani mengalami kenaiakan dalam seminggu terakhir. Tetapi produksi justru menurun akibat curah hujan yang tinggi.

Saat ini harganya sudah di level 17.500 hingga 18.000 rupiah per kilo gram. Pekan lalu sempat di kisaran 15.000 per kilo gram.

Tingginya curah hujan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dalam beberapa minggu terakhir, bukan saja mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor, tetapi juga berdampak terhadap produksi kakao.

Hasan Basri, seorang petani kakao di Desa Batang Gadis, Panyabungan Barat menjawab wartawan, Selasa (7/5) penuruhan produksi kakao terjadi di musim penghujan seperti sekarang ini.

“Penurunan bisa mencapai 50 persen. Terutama karena terjadi busuk buah akibat tingginga kelembaban tanah bekas guyuran hujan,” katanya.

Meski demikian, penurunan produksi tidak serta merta membuat para petani tenggelam dalam duka. Sebab, saat ini justru terjadi tren kenaikan harga biji kako.

“Ada tren naik. Saat ini sudah di level 17.500 hingga 18.000 rupiah per kilo (gram). Kalau harga sekitar dua minggu kemarin sempat di kisaran 15.000 per kilo,” ujarnya.

Pengakuan senada juga disampaikan Basrah, petani di Desa Hutagodang Muda Kecamatan Siabu bahwa ada perbaikan harga dari sebelumnya. Untuk kakao kualitas jemur dijual petani seharga 18.000 rupiah dari sebelumnya 15.000 rupiah per kilo gram.

“Tetapi, harga biji kakao dengan kualiatas hasil proses permentasi mencapai 20.000 hingga 21.000 rupiah per kilo,” imbuhnya.

“Kalau produksi memang turun akibat cuaca hujan,” lanjut Basrah.

Selain penurunan produksi, curah hujan yang tinggi juga menyulitkan petani untuk melakukan penjemuran biji. Namun, beberapa petani mensiasatinya melalui permentasi yang justru lebih mendongkrak harga. (mar)

Comments

Komentar Anda