Seputar Madina

Hutan Bakau di Natal Telah Punah

 

NATAL (Mandailing Online) – Hutan Bakau (Mangrove) yang dulunya tumbuh subur dan berkembang elok ada di pinggiran sungai dan pantai laut di Desa Sikara-kara Kecamatan Natal, Mandailing Natal, kini sudah tak nampak lagi secara kasat mata. Hanya tinggal kenangan.

Sejak tahun 2012, kawasan hutan bakau ini digarap oleh PT. Tri Bahtera Srikandi untuk dijadikan areal perkebunan.

“Kawasan mangrove itu sepengetahuan masyarakat secara awam dilindungi oleh negara, namun telah berubah menjadi areal perkebunan yang dikuasai oleh pihak PT.TBS,” kata Ketua LSM LPPI Kecamatan Natal, Ali Hanafiah, pekan lalu.

Hutan bakau yang ada di Desa Sikara-kara yang selama ini berfungsi sebagai pengaman penetralisir daerah pinggir laut dari derasnya hantaman air.

Hutan bakau bagi warga setempat juga memiliki nilai positif bagi warga karena di sanalah warga selalu mencari Kepiting Bakau dengan nilai jual yang cukup tinggi saat itu sebagai salah satu sumber mata pencaharian dalam gerak dinamika ekonomi rakyat.

Namun, setelah areal mangrove ini “disulap” pihak PT.TBS menjadi areal perkebunan, masyarakat setempat tak lagi mendapat kontribusi secara ekonomis dari areal yang seharusnya dilindungi negara itu.

Berdasar hasil Investigasi Lembaga Swadaya Masyarakat LPPI Kecamatan Natal, punahnya hutan bakau itu tak lepas dari tanggungjawab pemerintah dan PT.TBS.

 “Pemerintahan Desa setempat serta Pemerintahan Kabupaten harus turut bertanggung jawab karena terkesan telah melakukan pembiaran atas hancurnya kawasan mangrove tersebut,“ kata Ali Hanafiah, pekan lalu.

 

Peliput  : Ali
Editor    : Dahlan Batubara

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.