Berita Nasional

Idul Fitri ditentukan Sabtu ini

JAKARTA – Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penentuan Idul Fitri atau 1 Syawal pada Sabtu sore (18/8) mendatang, kata Menteri Agama Suryadharma Ali di Jakarta, hari ini.

Pernyataan Menag itu disampaikan seusai penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren Tingkat Nasional (Pospenas) di Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Jalan Medan Merdeka Barat No 3, Jakarta.

“Kami akan laksanakan Sabtu sore, 18 Agustus,” kata Suryadharma. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat juga menjelaskan, pelaksanaan sidang tersebut diselenggarakan Sabtu sore didasarkan pada perhitungan hisab bahwa pada saat itu hilal sudah di atas nol derajat.

“Kami kan memperhitungkan 1 Syawal dan Idul Fitri berdasarkan hisab dan rukyat,” ujarnya. Memang, diperkirakan Lebaran atau Idul Fitri akan jatuh hari Minggu (19/8) depan, katanya.

Semua ormas Islam akan diundang, termasuk Muhammadiyah, yang pada sidang isbat penentuan awal Ramadhan tidak hadir. Sidang ini akan terbuka dan dilaksanakan di Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin. Ia menolak jika sidang tersebut diselenggarakan tertutup sebagaimana disarankan salah satu ormas Islam lainnya. Peran pemerintah sebagai mediasi. Dalam sidang itu juga akan hadir dari kalangan Badan Hisab dan Rukyat, katanya.

Perhitungan penentuan Idul Fitri, yakni ilmu hisab yang selama ini digunakan Muhammadiyah dalam menetapkan hari besar umat islam seperti Idul Adha, Idul Fitri dan awal Ramadan telah memberi warga Muhammadiyah kepastian, kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mukti.

“Ibadah dalam Islam berkaitan dengan waktu sehingga masalah awal dan akhir terkait waktu dapat dipahami dan dilihat dengan ilmu,” kata Abdul Mukti kepada wartawan, hari ini.

Dia mengatakan Allah SWT menciptakan matahari, bumi dan bulan yang peredarannya dapat dihitung manusia. Dan manusia dapat menetapkan hari besar keagamaan berdasarkan ilmu astronomi yang dipahaminya itu, sambungnya.

Abdul Mukti mengatakan, jangankan hari raya tahun ini, hari raya 10 tahun lagi juga dapat diprediksi. Bahkan orang kini tidak perlu keluar rumah untuk melihat matahari saat akan salat, karena sekarang mengacu pada ilmu yang dipelajari manusia.

Gejala gerhana matahari pun kini bisa diprediksi menggunakan ilmu yang dimiliki manusia dan ilmu yang dikuasai manusia ini hampir tidak pernah keliru memprediksi.(kompas)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.