Seputar Madina

Industri Keripik Kesulitan Bahan Baku

keripik sambal 040413PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Industri keripik di Mandailing Natal (Madina) masih terus dihantui kendala bahan baku singkong alias ubi kayu. Dampaknya, banyak industri keripik kayu ubi mengubah produknya produk keripik tepung.

Kondisi itu berakibat semakin lemahnya pelaku industri kripik Madina menghadapi gempuran produk sejenis dari Sumatera Barat dalam persaingan pasar Madina.

Ilmanuddin, salah satu pengusaha pembuat kerupuk singkong pedas atau dikenal dengan sebutan keripik sambal, menjawab Mandailing Online, kemarin menyebutkan kesulitan bahan baku kayu ubi sudah dialami sejak 5 tahun terakhir.

Ia berharap kepada pemerintah daerah mampu mensiasati kelangkaan bahan baku ubi kayu agar normal, baik melalui tata niaga ubi kayu maupun jaminan produk ubi kayu di kawasan-kawasan sentra produk ubi kayu di Madina.

Usaha Imaddin ini sudah mampu memproduksi ratusan kilogram kripik per hari. Bahan baku ubi kayu masih dipasok dari kawasan Tapanuli Utara. Ubi kayu yang diproduksi petani Madina hanya sedikit, sehingga sulit diperoleh di pasaran. Padahal mutu ubi kayu Tapanuli Utara masih kalah dengan mutu ubi kayu dari Madina.

Hal senada diungkapkan Lanna, pengelola home indsutri keripik di Kotanopan. Kesilitan bahan baku singkong membuatnya harus merubah produknya dari kripik ubi kayu menjadi kerupuk tepung.

Kondisi ini, menurutnya sagat mempengaruhi pemasaran produk, dimana keripik tepung itu kalah laris dibanding keripik ubi kayu. Meski begitu, dia tetap harus meneruskan usahanya, seraya berharap ketersediaan ubi kayu di pasaran bisa kembali normal. (ani)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.