Berita Sumut

IPW: Kompol M Hasan Dicopot Karena Kasus SIM

 

Medan – Kasat Lantas Polresta Medan, Kompol M Hasan, dicopot dari jabatannya dan dimutasi sebagai Perwira Menengah (Pamen) di Rorena Polda Sumut. Hal itu tertuang dalam Telegram Rahasia Kapolda Sumut nomor ST/1208/X/2015, tertanggal 16 Oktober 2015.

Menanggapi hal itu Ketua Presidium Indonesi‎a Police Watch (IPW), Neta S Pane, mengatakan bahwa Kompol M Hasan dimutasi, seperti tertuang dalam telegram rahasia tersebut, adalah sebuah konsekuensi yang harus diterimanya.

Menurut Neta, pemutasian Kompol M Hasan sudah pasti atas kasus penggerebekan yang dilakukan oleh Propam Mabes Polri dan Polda Sumut beberapa waktu lalu karena adanya kecurangan dalam pengurusan SIM di Satlantas Polresta Medan.

“Ya ini adalah sebuah konsekwensi yang harus diterima oleh Kompol M Hasan. Dia dimutasi atas indikasi kecurangan dalam kepengurusan SIM di Satlantas Polresta Medan. Kompol M Hasan adalah orang pertama yang bertanggung jawab atas kecurangan itu,” tegas Neta S Pane, kepada wartawan, Sabtu (17/10).

Diketahui, Kasat Lantas Polresta Medan kemudian dipercayakan pada Kompol Rudi Silaen yang sebelumnya menjabat Kapolsek Percut Sei Tuan. Sementara kursi yang ditinggalkan Rudi diisi oleh Kompol Lesman Zendrato yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubbag Renmin Ops Roops Polda Sumut.

Sebelumnya, kabar pencopotan Kompol Hasan merebak setelah peristiwa penggerebekan kantor Sat Lantas Polresta Medan oleh tim Profesi Pengamanan Mabes Polri akhir September lalu.

Sejumlah PNS dan beberapa perwira yang menjabat di posisi strategis turut dibawa dan dimintai keterangannya terkait pengurusan SIM dengan biaya di luar batas kewajaran.

Dalam penggerebekan itu, petugas Propam Mabes Polri yang berjumlah lebih kurang enam orang turut mengangkut seluruh berkas yang diduga dalam prosesnya terdapat penyimpangan.

Namun, waktu lalu belum diketahui apakah mutasi ini terkait penggerebekan itu atau tidak. Untuk itu Kapolda Sumut Irjen Pol Ngadino menegaskan, bahwa hal tersebut tidak berhubungan dengan penggeledahan Satlantas Polresta Medan. “Ini tidak tidak ada berhubungan dengan penggeledahan Propam Mabes Polri,” pungkas Ngadino.

TR seakan-akan mendadak, karena sebelumnya diketahui Kapolda telah mengeluarkan Telegram Rahasia pada Rabu (14/10/2015) lalu. Untuk itu Kapolda pun angkat bicara. “Itu karena TR yang pertama Rabu (14/10) nama-namanya terlalu banyak, makanya dipisah,” pungkas Ngadino.

Sumber : waspadaonline

 

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.