ULU PUNGKUT (Mandailing Online) – Curah hujan yang masih cukup tinggi menyebabkan tanah longsor melanda jalur Kotanopan-Ulupungkut, Mandailing Natal (Madina), menyebabkan 9 desa di Kecamatan Ulu Pungkut terisolasi sejak Jum’at hingga Minggu pagi (22-23/11).
Sejak Jum’at, pihak Dinas Bina Marga Provsu UPTD Kotanopan terus melakukan pembersihan material longsor dari jalan raya. Dan pada Minggu, jalur ini kembali dapat dilaui kenderaan roda empat.
Titik-titik longsor terjadi di jalan kawasan Muara Sabut, tepatnya antara Desa Simpang Duhu dan Desa Muara Saladi.
Sembilan desa yang sempat terisolasi meliputi Desa Alahankae, Simpang Duhu Dolok, Simpang Duhu Lombang, Simpang Pining, Hutagodang, Abincaran, Hutapadang, Simpang Banyak Jae dan Simpang banyak Julu.
Syafrudin Lubis, warga Desa Hutagodang kepada wartawan mengatakan, longsor berawal pada Jum’at (21/11) setelah wilayah ini diguyur hujan lebat beberapa jam pada malam harinya.
“Kejadiannya begitu cepat, material tanah longsor yang jatuh dari atas bukit cukup banyak. Panjang jalang yang tertutup longsoran mencapai 150 meter. Semunya menimpa badan jalan, kenderaan roda empat sama sekali tidak bisa lewat,” ujarnya.
Dikatakannya, selain tanah longsor, juga diikuti pohon yang jatuh ke badan jalan. Setelah ranting dan batang kayu dibersihkan warga, baru bisa dilewati pejalan kaki. Sedangkan untuk kenderaan roda dua terpaksa didorong dan diangkat.
Selama ini, lanjut Syafruddin, kawasan itu terkenal dengan daerah rawan longsor. Asal hujan datang, tanah yang berada di atas bukit akan jatuh menimpa badan jalan.
Kepala Bina Marga Sumut UPTD Kotanopan, Suaib Pandapotan Harahap yang dihubungi memperkirakan bahwa longsor masih mungkin terjadi jika curah hujan terus tinggi. Sebab, kondisi tanah di daerah ini sangat labil.
Peliput : Maradotang Pulungan
Editor : Dahlan Batubara