PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Pedagang penjual Silua (oleh-oleh) ciri khas Mandailing di Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) tergolong sepi selama rentang arus balik lebaran tahun ini.
Kondisi ini berbeda dengan saat arus balik lebaran tahun lalu. “:Ada penurunan penjualan sekitar 50 persen dibanding lebaran tahun lalu,” ungkap Darwis, seorang pedagang kepada wartawan, Rabu, (14/8).
Katanya, berjualan oleh-oleh penganan ringan buatan industri rumahan pada waktu lebaran adalah waktu yang tepat karena akan banyak berdatangan para perantau yang hendak membawa “silua” ketika balik ke rantau.
“Penjualan menurun drsastis, kalau untuk saat ini biasanya kita sibuk melayani pembeli, namun lebaran kali ini konsumen hanya satu dua yang membeli,” katanya.
Dia tak mengetahui persis penyebab kemerosotan penjualan “silua” jenis penganan itu.
Darwis mengatakan jenis penganan ringan yang dijualnya antara lain, kipang pulut dari Panyabungan, Alame (dodol), Incor-incor serta jenis lainnya buatan industri rumahan di Mandailing.
“Kita dalam menjual buah tangan atau oleh-oleh hanya sekali dalam setahun, tentunya mengutamakan makanan memiliki ciri khas, tidak sama dengan beberapa produk yang dijual di kota-kota, karena kalau sama jenisnya, jualan kita tentunya tidak akan laku,” jelasnya.
Peliput : Maradotang Pulungan
Editor : Dahlan Batubara
RT @mandailing_on: Kabar Terbaru:
PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Pedagang penjual Silua (oleh-oleh) ciri khas Ma… http://t.co/umzzeW…