MUARA BATANG GADIS (Mandailing Online) – Unjuk rasa gabungan mahasiswa yakni HMI, GMNI dan SEMMI ke kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Mandailing Natal, Sumut, Senin (5/8/2024) ditengarai tidak satupun warga Desa Tabuyung.
“Berdasarkan pantauan kami, tidak satupun mahasiswa atau masyarakat di massa demo yang berasal dari Desa Tabuyung ataupun yang pernah melakukan investigasi ke Desa Tabuyung. Sehingga kami berkeyakinan demo yang dilakukan mahasiswa itu kuat dugaan demo yang digerakkan oleh pihak tertentu untuk memperkeruh suasana sosial masyarakat di Desa Tabuyung,” ungkap Elvin Enda Mora, Ketua Ikatan Mahasiswa Pelajar Tabuyung (IMPT) dalam siaran pers, Senin (5/8/2024).
Lebih lanjut Elvin Enda mengatakan “Sebagai mahasiswa kita wajib berperan di tengah-tengah masyarakat, namun dalam rangka menegakkan kebenaran, keadilan dan membela hak hak masyarakat. Namun, bagaimana demo yang dilakukan hari ini dapat kita yakini murni yang melakukan demo saja tidak pernah ke Tabuyung dan tidak mengerti kondisi masyarakat” lanjut Elvin.
Sementara itu, Mahtamal Arifin, Sekretaris IMPT mengingatkan agar mahasiswa yang tergabung dalam HMI, GMNI dan SEMMI tidak menjadi pemecah belah masyarakat Tabuyung.
“Kondisi pro kontra di tengah-tengah masyarakat Desa Tabuyung sudah berlangsung lama, jangan lagi diperparah dengan gerakan-gerakan mahasiswa yang tidak mengerti masalah yang terjadi,” katanya.
Dia mengajak mahasiswa datang langsung ke Desa Tabuyung jika ingin tahu masalah sebenar di desa itu.
“Silakan turun langsung ke Tabuyung lakukan investigasi, bukan hanya mendengarkan informasi sepihak dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Dan kalau tidak mengerti masalahnya tolong jangan dicampuri, karena hal itu akan merusak citra kita sebagai mahasiswa” terang Arifin.
Menurutnya, mahasiswa yang berdemo itu karena tidak tau saja sepak terjang sekretaris desa yang diberhentikan, bagaimana tindak tanduknya selama menjadi sekdes, sikap dan karakternya.
Di tempat terpisah, Edisyah Putra Tanjung, S.Sos saat kepada wartawan di hari yang sama mengatakan “saya sudah lihat demonya, satu orang pun tidak ada putra Tabuyung, kita ngertilah, itu demo apa dan siapa yang menggerakkan”.
“Kita meminta agar Kadis PMD, Camat dan instansi terkait lebih cermat dan bijak melihat permasalahan ini. Saya rasa tidak perlu berilmu tinggi dan menggunakan intelijen untuk mengetahui itu demo apa,” imbuhnya.
“Bagaimana mungkin, kejadian di Desa Tabuyung, masalahnya pemberhentian perangkat desa, terus mahasiswa demo, siapa yang diberhentikan, apa kaitannya dengan mahasiswa itu. Jadi bagi kita sudah terang-benderang siapa di belakang demo itu, saya alumni UMSU yang juga sering berdemo di medan, mengerti dan memahami betul apakah itu demo murni atau tidak,” terang Edisyah. Putra. (rel)
Editor: Dahlan Batubara