Seputar Tapsel

Lagi, Puluhan Ayam Bermatian


SIDINGKAT-
Sedikitnya 34 ayam milik warga di Desa Sidingkat dan Lingkungan II, Kelurahan Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, mati mendadak. Ayam-ayam yang bermatian diduga akibat tetelo ini merupakan kali kedua. Sebelumnya ratusan ayam di Madina juga mati mendadak.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Paluta Ir Mara Bangun Harahap didampingi Kabid Kesehatan Hewan Bukti Siregar dan drh Samsul Bahri Siregar, kepada METRO, membenarkan, ada puluhan ayam yang mati di Sidingkat dan empat ayam mati di Lingkungan I, Kelurahan Pasar Gunung Tua. “Temuan ayam mati itu dilaporkan warga sekitar, lalu langsung dilakukan pemeriksaan laboratorium. Hasilnya, semua unggas bukan mati karena virus H5N1 tetapi karena penyakit tetelo,” ujar kadis.
Disnakan, lanjut kadis, telah melakukan langkah-langkah pengamanan dengan melakukan penyemprotan untuk mencegah masuknya virus avian influenza di Paluta. “Semua lokasi di Paluta rentan terkena tetelo karena Paluta daerah terbuka. Maka kami akan memperketat pengawasan semua jalan masuk ke Paluta untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya. Mengingat kejadian ini, Mara Bangun mengingatkan masyarakat Paluta untuk tidak panik dan mengimbau warga agar segera melapor bila menemukan ayam-ayam yang bermatian lagi.
Sebelumnya, penyakit Newcastle Disease (ND) atau tetelo menyerang ternak ayam di Desa Bonan Dolok, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal. Akibatnya, sedikitnya 470 ekor ayam warga mati mendadak.
Informasi diperoleh METRO dari warga Bonan Dolok, semula ayam warga masih dalam keadaan sehat saat masuk ke kandang sore harinya. Namun pada pagi hari, ayam sudah banyak yang mati. Bahkan, jumlahnya tidak sedikit.
Kandang Disemprot, Ayam-ayam Diobati
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Madina kembali mengimbau warga untuk melaporkan bila masih ditemukan ayam-ayam yang mati mendadak. Imbauan itu merupakan rangkaian pencegahan untuk meminimalisir penyebaran penyakit tetelo.
“Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap ayam mati dan yang masih hidup di Desa Bonan Dolok, Kecamatan Siabu, penyakit yang dialami ayam-ayam bukan flu burung melaninkan hanya tetelo,” kata Drh Franki, kepada METRO, Minggu (8/5).
Dikatakan Franki, pihaknya telah melakukan penanggulangan dengan melakukan penyemprotan terhadap kandang-kandang ayam warga. Hal ini untuk mengantisipasi penyakit yang diperkirakan masih ada pada tubuh ayam yang lain. “Di samping itu kita juga melakukan pengobatan terhadap ayam yang diperkirakan kena penyakit ini. Kita beri obat agar tubuh ayam lebih kebal terhadap penyakit. Sebab, kalau penanganannya terlambat dalam satu hari saja bisa ratusan ayam mati,” tambahnya. (thg/ann/dok)
Sumber : Metrotabagsel

Comments

Komentar Anda