Artikel

Madina Bisnis

Oleh: Dahlan Batubara

Jarang ada media massa di daerah yang memfokusakan diri pada berita-berita ekonomi. Termasuk di Mandailing Natal (Madina), Sumut. Sejak era cetak, pun hingga era online masa kini.

Padahal ekonomi termasuk urat nadi kehidupan. Bahkan salah satu dari yang penting dalam hajat hidup masyarakat. Itu yang menjadi alasan kebutuhan berita-berita ekonomi.

Kehadiran media ekonomi di daerah diperlukan untuk menginformasikan fakta-fakta, indikator-indikator, analisis, kajian kelemahan dan peluang ekonomi. Membentuk pemikiran publik, hingga ranah kebijakan pemerintah di sektor ekonomi.

Dinamika ekonomi di satu daerah tidak akan terpamahami secara keseluruhan tanpa media bergenre ekonomi di daerah. Mustahil pula mengharapkan media-media mainstream yang berbasis di ibukota negara atau ibu kota provinsi, karena tak mampu menjangkau daerah secara detail.

Gambaran sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, perdagangan, industri, distribusi, konsumsi, harga, jasa, pertambangan, pariwisata, infrastruktur, investasi, angka-angka statistik, angkatan kerja, dilema pengangguran, hingga regulasi. Semua memerlukan media ekonomi sebagai saluran informasi.

Daerah ingin ekonominya maju, termasuk Madina. Oleh karena itu semua perlu bergerak bersama, baik pelaku ekonomi, kebijakan daerah dan pergerakan informasi oleh media ekonomi.

Muhammad Ja’far Sukhairi Nasution sangat memahami pemikiran tersebut
ketika beliau meminta saya membuka media ekonomi. Tahun 2019. Saat beliau menjadi wakil bupati Madina.

Maka lahirlah media bernama Madina Bisnis.

Akibatnya, saat itu, saya menangani dua media: Mandailing Online bergenre sosial politik dan Madina Bisnis bergenre ekonomi. Keduanya dinaungi satu badan usaha: CV. C-Media.

Sebelum itu sebenarnya pernah ada media ekonomi di Madina, nama medianya TONDINTA, lahir tahun 2012, media cetak, berbentuk surat kabar. Terbit dua kali dalam seminggu. Kelahiran koran ini dimotori Ivan Iskandar Batubara, Sobir Lubis dan saya. Saat itu Ivan menjabat ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut. Sobir Lubis ketua Kadin Madina.

TONDINTA hanya terbit selama satu tahun. Alasan berhenti: koran di daerah – apalagi di tingkat kabupaten – nasibnya sulit bertahan lama akibat oplah yang sulit berkembang.

Madina Bisnis yang saya tangani waktu itu pun hanya bertahan dua tahun. Berhenti karena kekurangan personil. Betapa sulitnya mencari wartawan ekonomi. Apalagi nasib media online di daerah belum menemukan pola untuk pemasukan finansial. Perusahaan media online sulit menggaji wartawan. Tak seperti media cetak yang bisa menghasilkan dana dari penjualan koran.

Kini Madina Bisnis sudah dihidupkan kembali. Alhamdulillah. Dinaungi PT. Surya Madina Bisnis. Saya percaya media ini bisa eksis. Mampu berkembang. Karena ditangani figur-figur hebat.

Ditangani langsung Muhammad Ja’far Sukhairi Nasution selaku komisaris utama. Beliau memiliki saham mayoritas: 50 persen (menjadi 40 % karena 10 % diberikannya kepada anak yatim dan fakir miskin).

Dibantu Miswar Daulay (wakil komut). Beliau tokoh pemikir muda. Memiliki banyak gagasan dan visi yang luas dan jauh.

Ada juga Muhammad Yakuf Hasibuan, aktivis muda, cerdas dan kreatif.  Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan nyaris seluruh kalangan. Jabatan direktur utama sangat sesuai untuknya.

Pun Herman Birje Nasution, tokoh pemikir dan aktivis muda yang cukup cerdas melakukan kajian dan analisa. Beliau menjabat wakil direktur utama.

Juga diperkuat M. Daffa Arinalhaq Nasution yang menjabat wakil direktur utama bidang keuangan. Daffa baru saja menyelesaikan kuliah jurusan Desain Komunukasi Visual di Universitas Mercubuana, Jakarta. Kecerdaanya mungkin turun dari sanga ayah: Surbaini Nasution yang pernah lama sebagai jurnalis bursa saham dan investasi di Jakarta.

Launching media Madina Bisnis dibawah PT Surya Madina Bisnis berlangsung di Panyabungan. Tepatnya di kediaman Muhammad Ja’far Sukhairi Nasution, Minggu (25/5/2025).

Bupati Madina Saipullah Nasution dalam pidato sambutan di acara launching itu mengungkapkan banyak faktor melatari kendala pembangunan ekonomi di Madina. Diantaranya karena tumbuh sporadis, kurang terencana.

Oleh karena itu, dia berharap Madina Bisnis berbagi peran dengan pemerintah mengembangkan ekonomi. (Dahlan Batubara)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses