Seputar Madina

Madina Pertajam Program Kesehatan

Monitoring TB Paru 060912
PANYABUNGAN (MO) – Kabupten Mandailing Natal (Madina) terus berpacu mejamakan program sektor kesehatan dalam upaya perwujudan visi dan misi pembangunan bidang kesehatan dan juga peningkatan derajat kesehatan.

Upaya ini juga sebagai upaya meraih nominasi Milennium Develoment Goals (MDGs) Tahun 2015.

“Upaya yang dilakukan meliputi penajaman dan evaluasi program Dinas Kesehatan, pembinaan petugas di Dinas Kesehatan, petugas Puskesmas, dan juga petugas kesehatan di desa-desa,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan, Dr.Tengku Amri Fadli di ruang kerjanya, Kamis (6/9).

Amri, mengatakan bahwa pada Selasa (4/9) yang lalu pihaknya telah melakukan monitoring dan evaluasi TB (tuberclosis) Paru bekerja sama dengan TB Paru Dinas Kesehatan Provinsi Sumut dimana pembukaannya dilaksanakan di Aula Hotel Madina Sejahtera, Panyabungan.

Hadir sebagai nara sumber dalam kesempatan tersebut dari TB Paru Dinas Kesehatan Sumut, Murni Sari, Amk dan Nori Febrianti Harahap, di dampingi Kabid PMK Dinkes Madina, M.Rusli Harahap, dan Kasi/Wasor TB Paru, Rudy Iskandar Nasution. Sedangkan peserta tediri petugas dan analisis TB Paru dari Puskesmas se Madina.

Dijelaskannya, program pemberantasan TB Paru meruapakan bagian dari suksesnya pencapaian MDGs tahun 2015 mendatang. Karena TB Paru erat kaitannya dengan lingkungan mahluk hidup sekitar.

“Untuk itu diharapkan peran petugas TB Paru lebih maksimal. Dengan kata lain petugas tidak hanya menerima laporan tapi harus “mengejar” pasien penderita TB Paru yang sangat membahayakan bagi kehidupan orang sekitarnya jika tidak dilakukan penyembuhan secepatnya. Pak Bupati, Hidayat Batubara secara khsusus dan saya secara pribadi berpesan supaya petugas kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat di semua tingkatan, supaya terus berbenah diri dalam mengabdi kepada negara yang diaplikasikan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat,” ucap Amri Fadli.

Program TB Paru di Madina dimulai tahun 2000. Pendanaannya masih menggantungkan “ napas “ pada dana hibah dari WHO GF-ATM yang sifatnya sewaktu-waktu bisa dihentikan. Karena itu sangat di butuhkan bantun pendanaan dari APBD. (mar)

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.