Seputar Madina

Material Candi Abad 9 Kembali Ditemukan di Mandailing

Tim Balai Arkeologi Medan dan Tympanum  meneliti material candi di Aek Milas Siabu
Tim Balai Arkeologi Medan dan Tympanum meneliti material candi di Aek Milas Siabu

SIABU (Mandailing Online) – Sejumlah gerabah tanah liat yang diyakini material candi abad 9 hingga 11 Masehi ditemukan di Kecamatan Siabu, Mandailing Natal.

“Kepingan gerabah tanah liat ini diyakini berasal dari masa sebelum masuknya pengaruh teknologi Asia Tengah di kawasan ini,” ungkap CEO Tympanum Novem Multimedia, Askolani Nasution menjawan Mandailing Online, Kamis (3/3) di Desa Simaninggir, Siabu.

Material itu ditemukan tim Tympanum Novem bersama Tim Balai Arkeologi Medan, Rabu (2/3) di kawasan Aek Milas, Siabu.

Askolani menyatakan bahwa kawasan ini diyakni menyimpan satu situs candi Hindu-Budha yang diperkirakan antara abad 9 – 11 Masehi, tertimbun di kedalaman yang belum bisa diprediksi. Dan sepanjang sungai Aek Badan Simaninggir – Siabu – Bonandolok, adalah daerah aliran sungai yang disucikan pemeluknya.

Penelitian tim Balai Arkeologi Medan itu menindaklanjuti temuan adanya jejak fragmen batu candi sekitar 300 meter arah barat dari Aek Milas Siabu oleh Tympanum pada Desember 2015 yang lalu.

 “Karena itu Balai Arkeolog menindaklanjutinya dengan mengirimkan tim beranggotakan enam orang peneliti” Askolani.

Eksplorasi pada radius lebih kurang 100 meter persegi, tim menemukan beberapa tambahan pragmen batu bata candi yang tidak terstruktur. Selain itu, juga ditemukan beberapa pecahan gerabah (semacam kendi berbagai ukuran)  dari tanah liat yang dari bentuk dan strukturnya diyakini berasal dari masa sebelum masuknya pengaruh teknologi Asia Tengah ke kawasan ini.

Struktur garabah terlihat masih menggunakan teknologi yang amat sederhana. Dengan berbagai ukuran, diyakini bahwa kawasan ini memang menjadi bagian dari peradaban penting di masa lalu. Apalagi kawasan ini tidak jauh jaraknya dari Candi Saba Siabu.

“Tentu butuh eksplorer lebih lanjut. Tapi temuan ini makin menambah keyakinan kita bahwa jauh sebelum priodisasi marga-marga, kawasan ini telah dihuni oleh satu entitas sosial yang belum bisa diidentifikasi ras dan asal migrasinya. Dan Tympanum tentu tidak akan berhenti sampai di sini, kita akan terus melakukan studi dan eksplorasi, termasuk mengunjungi satu arca baru yang diinformasikan ada di hulu sungai. Insya allah minggu ini kita akan ke sana lagi,” katanya.

Peliput : Holik Nasution

Editor  : Dahlan Batubara

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.