Berita Sumut, Seputar Madina

Mendulang Prestasi di Tengah Minimnya Apresiasi

Rahma (Sabuk Merah) Ketika Tampil pada Ajang Renzo International Open Karate Mendagri Cup 2022 di Jakarta Timur/Istimewa.

PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Tak lelah mendulang prestasi dan mengharumkan nama daerah di tengah keringnya apresiasi dari pemerintah tentu tidak mudah. Kondisi itu harus dirasakan Karateka Rahmania Amalia Suayb.

Karateka yang berdomisili di Kelurahan Longat, Panyabungan Barat ini seperti buih di tengah lautan. Prestasi yang ia raih tak terlihat oleh pemerintah maupun masyarakat. Padahal alumni MTsN 2 Mandailing Natal (Madina) ini baru saja meraih medali perunggu pada Renzo International Open Karate Mendagri Cup 2022 di Jakarta Timur.

Itu bukan satu-satunya medali yang ia peroleh. Sebelumnya, pada Februari 2022 Rahma, begitu ia akrab dipanggil, berhasil membawa pulang medali emas dari ajang Pakuan Karate Championship 2 di Bogor. Ia juga meraih medali emas pada ajang MPC PP Simalungun Cup yang diikuti oleh perguruan Karate Tako se-Sumatera Utara.

Setidaknya ada 11 medali yang telah ia kumpulkan. Medali itu berjejer di dinding kamar dara yang baru akan berusia 19 tahun pada bulan November ini. Kebanyakan medali itu adalah medali emas.

Pemegang sabuk hitam Dan I ini harus rela menyimpan uang hadiah kejuaraan demi bisa berangkat ke kejuaraan berikutnya.

“Harus disimpan (hadiah kejuaraan). Dana Keberangkatan ke Jakarta itu saya ambil dari tabungan sendiri. Tabungan hasil kejuaraan di Bogor bulan Februari lalu,” ujarnya, Selasa (19/7).

Medali yang Berhasil Diraih Rahma/Istimewa.

Dalam waktu dekat ini, anak sulung dari pasangan Abdul Kadir Lubis dan Arni ini akan mengikuti beberapa kejuaraan. Di antaranya, Kejurdo di Siantar (Juli 2022), Kejurnas di Padang (Oktober 2022), dan Porprov sekaligus seleksi atlet PON (November 2022).

Karateka yang bernaung di bawah Kageri Club ini memang menyimpan harapan untuk bisa mewakili Madina dan Sumut pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024. Maka dari itu ia harus mengikuti beberapa kejuaraan untuk meningkatkan mental bertanding.

“Saya ingin tampil di PON 2024 mewakili Sumut,” ujarnya.

Belum adanya apresiasi dari pemerintah tak pernah ia dan keluarganya keluhkan, meski tebersit harapan mendapat perhatian dari Pemkab Madina.

“Sebisa mungkin kita dukung. Kasihan juga melihat dia (Rahma) belum bisa menikmati hasil jerih payahnya karena harus membutuhi keberangkatannya ke kejuaraan lain,” ujar Abdul Kadir, ayah Rahma.

“Dengan berbagai prestasi yang ia peroleh sudah seharusnya dapat perhatian Bupati atau Wakil Bupati. Minimallah dapat baju dan perlengkapan latihan yang memadai,” tambahnya.

Rahma (Paling Kanan) Saat Menerima Medali Perunggu Renzo International Open Karate Mendagri Cup 2022/Istimewa.

Dengan beragam prestasi yang ia peroleh, Rahmania memang pantas mendapat apresiasi. Apalagi saat ini bisa dibilang ia merupakan mutiara karateka perempuan di Madina. Selain itu, Rahma juga merupakan anak yang tekun dan ulet.

“Ia anaknya tekun dan ulet. Tapi, mentalnya masih harus diasah. Itu makanya Rahma sering saya ikutkan ke berbagai macam kejuaraan. Itu juga untuk meningkatkan jam terbangnya,” ujar A. Rizal, pelatih Rahma.

“Capaiannya di ajang Renzo itu luar biasa. Rahma dapat medali perunggu, padahal banyak atlet nasional dan PON yang ikut. Ingat, itu baru pertama kali Rahma mengikuti kejuaraan internasional,” tambah Rizal yang ditemui di kediamannya di Kayujati, Rabu (20/7).

Apresiasi dari pemerintah tidak melulu harus uang yang banyak. Pertemuan dan ucapan selamat bagi remaja seusia Rahma sudah bisa memberikan dorongan semangat dan rasa tanggung jawab.

“Misalkan, ada baju pemberian entah bupati, wakil bupati, atau ketua DPRD pasti akan menjadi pendorong untuk anak-anak. Akan ada tanggung jawab lebih. Tidak seperti selama ini, yang peduli hanya keluarga mereka,” tutup Rizal.

 

Peliput: Roy Adam

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.