Seputar Madina

Pelayanan RSUD Panyabungan Buruk


Panyabungan,

Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan masih kerap disorot masyarakat. Kondisi ini cukup wajar mengingat rumah sakit adalah instansi yang bersentuhan langsung dengan persoalan hidup masyarakat. Karena itu, instansi ini mesti siap memberikan layanan maksimal jika ingin mendapat penilaian positif masyarakat.

Sayangnya, pelayanan rumah sakit yang maksimal yang selama ini didambakan masyarakat Kabupaten Mandailing Natal (Madina) masih sangat sulit didapatkan ketika masyarakat berobat atau pelayanan lainnya. Keluhan ini tidak hanya sering disuarakan pasien, tapi juga banyak dipersoalkan keluarga pasien atau pengunjung rumah sakit.

Yang paling sering dikeluhkan warga umumnya mengenai pelayanan yang buruk, penanganan pasien yang lamban, kebersihan tidak terjamin, fasilitas tidak memadai, biaya pengobatan mahal sekalipun menggunakan kartu miskin dan banyak lagi. Bahkan kalau mau jujur, keluhan warga terhadap sistem pelayanan RSUD Panyabungan hampir setiap hari didengar.

Ironisnya, RSUD Panyabungan yang selalu mendapat sorotan dari berbagai pihak, terkesan tidak pernah menghiraukannya. Padahal sorotan itu muncul karena hal itu sudah terlihat nyata kalau kita berkunjung ke RSUD Panyabungan.

Pantuan wartawan di RSUD Panyabungan akhir-akhir ini, banyak kelihatan yang janggal terutama di bidang pelayanan perawat. Kalau malam tepatnya dini hari, perawat tidak menghiraukan pasien lagi. Mereka asyik tidur. Kalau pasien memerlukan perawat, keluarga pasien terpaksa menggedor pintu agar mereka bangun.

Seperti dituturkan M Zein di Panyabungan, Kamis (11/08/2011). Istrinya, Derli Hasibuan sedang menjalani rawat inap di Ruangan VIP 2 RSUD Panyabungan. Malam itu istrinya muntah-muntah. Ia pun langsung memanggil perawat yang sedang ngorok di kamar perawat. Meski berkali-kali memencet bel, namun perawat tak kunjung datang. “Saya terpaksa menggedor pintu ruangan perawat, baru perawatnya bangun,” cerita Zein.

Setelah perawat datang, bukannya langsung memberikan pertolongan malahan perawat tersebut memandangi istri Zein yang sedang muntah-muntah. “Saat itu saya tanya dia memang dokter tidak ada situ, dia mengatakan tidak ada,” ujarnya.

Lanjut Zein, “Kok dipandangi saja bu, apa tidak diberi pertolongan.” Perawat itu langsung menjawab dengan sinisnya, “Kalau tidak suka di sini pindah saja.” Untung saja malam itu Zein masih bisa menahan emosi melihat tingkah perawat yang sinis itu.

Karena istri Zein merasa kepanasan, Zein lantas menyelakan kipas angin. Namun perawat itu pun marah. “Kenapa kipas dinyalakan,” ujar perawat. Langsung Zein menjawab, “Hei bu, lihat itu AC yang kalian pasang di RSUD Panyabungan ini hanya sebuah pajangan yang tidak berfungsi. Ibu itu jangan asal ngomong, kami bayar d isini,” ungakap Zein dengan nada tinggi.

Masih kata Zein, seorang perawat lain juga berkata kepada, ”Kami hanya perawat di sini, tidak bisa kami bermain disini, yang bermain di sini atasan saya.”

Harap Zein, Bupati Hidayat Batubara secepatnya memperbaiki RSUD Panyabungan, jangan seperti yang terjadi selama ini. Seluruh pegawai atapun honor harus dibrifing supaya mereka melayanai masyarakat dengan baik. Apalagi sewaktu kampanye Hidayat menjanjikan menggratiskan kesehatan. Mana janji Hidayat?

“Sesekali ceklah RSUD Panyabungan, jangan hanya sembunyi di balik meja,” tegas Zein. (BS-026)
Sumber : beritasumut.com

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.