Oleh : Alfisyah, S.Pd
Guru dan Pemerhati Masyarakat
Dunia pendidikan SMK mengubah kembali kurikulumnya. Tujuannya agar mampu meningkatkan lebih jauh lagi daya serap lulusannya di dunia kerja. Lima aspek konsep pendidikan vokasi SMK mengerucut pada fokus dunia industri. Hal ini menjadi fakta yang mengukuhkan sistem pendidikan SMK yang semakin kapitalistik. Konsep yang menggeser hakikat pendidikan yang sebenarnya. Konsep yang menjauhkan anak didik dari target dan tujuan pendidikan nasional yang menjadikan outputnya menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Knowledge Based Economic (KBE) dijadikan sebagai basis dari pendidikan SMK hari ini. konsep KBE ini mencetak anak didik menjadi mesin industri semata. Anak bangsa hanya diarahkan pada jurang kesalahan yang membahayakannya. Tujuan pendidikan untuk masuk hanya pada dunia kerja berdasarkan “Triple Helix Model” yakni akademic, business and government. Model ini mengkolaborasikan akademic sebagai bagian mencetak generasi industri. Adapun bisnis hanya menginginkan menjadi rumah bagi output akademic yang berbasis industri (SMK) dan yang terakhir government sebagai pihak yang menjadi penyelenggara pendidikan dan regulator bagi kapitalisasi industri itu sendiri. Triple Helix itu adalah konsep dan menyalahi tujuan nasional sistem pendidikan kita. Sebab manusia Indonesia seutuhnya yang hendak diwujudkan bukanlah semata manusia sebagai mesin bagi pabrik-pabrik industri.
Namun lebih daripada itu yaitu sebagai manusia yang memiliki kepribadian yang luhur. Triple Helix model itu telah mengukuhkan sistem pendidikan yang hanya siap kerja dan menghadapi dunia kerja.
Fokus pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada output yang memiliki keterampilan dan kompetensi kerja hanya mampu mewujudkan robot-robot industri saja. Padahal seharusnya pendidikan vokasi itu mampu menjadikan outputnya sebagai tenaga ahli yang mampu memberikan kontribusi pada masyarakat. Masalah-masalah di masyarakat selayaknya mampu diselesaikan oleh lulusan-lulusan sekolah ini. Masyarakat sangat membutuhkan pendidikan vokasi yang shohih yang mampu berdikari dan tidak bergantung pada pihak lain atau negara lain yang kapitalistik.
Jika kita memiliki pada sistem pendidikan vokasi dalam sistem lain tentu kita dapat melihat bahwa ada kesalahan yang cukup fatal yang dihasilkan oleh vokasi yang berbasis KBE ini. Sebab pendidikan vokasi yang benar itu adalah pendidikan yang mampu mewujudkan kepribadian yang benar pada lulusan-lulusan sekolah tersebut. Mereka menjadi manusia yang dekat kepada Tuhannya. Bukan hanya itu, mereka akan menjadi manusia yang mampu mengoperasikan alat-alat pabrik tersebut bukan sebagai “robot” namun sebagai ahli. Ahli industri yang mumpuni, konseptual dan memberikan solusi atas permasalahan masyarakat yang ada khususnya dalam perbaikan ekonomi masyarakat.
Selain itu mereka akan mampu melanjutkan pembelajaran pada tingkat menengah itu dan mengembangkan keahliannya hingga kepada tahapan yang tertinggi yaitu sebagai konsep yang bebas dari tekanan negara-negara penjajah kapital.
Pendidikan vokasi yang shohih itu akan mencetak teknisi spesialis industri yang shohih, keilmuannya mendalam sehingga mampu mengembangkan kreativitas dalam sains dan teknologi. Ilmu yang dikuasainya itu bahkan mampu diajarkan kepada generasi setelahnya untuk kebaikan masyarakat.***