Panyabungan, (Mandailingonline) – Pembukaan lahan perkebunan baru di hulu sungai Rantopuran diduga merupakan penyebab banjir bandang di Kecamatan Panyabungan. Banjir bandang yang melanda 6 desa ini selain selain menghanyutkan perumahan penduduk juga merusak sawah yang siap panen. Pemerintah Kabupaten mandailing Natal diminta tegas melakukan upaya upaya penghentian aksi penebangan hutan di hulu Aek Ranto puran.
Warga masyarakat Desa Manyabar Ali Nasution baru baru ini kepada Mandailingonline mengatakan sampai saat ini belum ada langkah – langkah yang jelas yang diambil Pemerintah Daerah untuk penghentian aktifitas penggundulan hutan dihulu sungai Aek Rantopuran.
Karena menurut Ali bila pihak Pemkab Madina tidak segera menghentikan sampai kapanpun persoalan banjir bandang di Kecamatan Panyabungan tidak akan pernah selesai.
Dalam jumpa pers yang dibuat oleh Pemkab Mandailing Natal senin (18/2) kemarin. Pemerintah Daerah dalam hal ini Camat Kecamatan Panyabungan Hapisuddin menyatakan, penyebab banjir di Kecamatan Panyabungan adalah akibat adanya perambahan hutan dihulu sungai Aek Rantopuran.
“ Sesuai laporan terutama masyarakat yang terkena dampak banjir bandang mengakui banjir bandang akibat adanya perambahan hutan ataupun penebangan kayu dihulu sungai aek rantopuran,” akui Hapisuddin.
Meskpiun begitu kata Camat, pihaknya akan melakukan musyawarah dengan masyarakat Sopo Batu agar menghentikan aktifitas penebangan kayu dihulu Aek Raontopuran.(hol)
Memang Bupati Mandailing Natal membiarkan penebngan liar yang akibatnya rakyat kehilangan usaha , tempat tinggal dan harta benda, Kasiahan ya (Reporter Biro Kota bekasi satrianews.com