Berita Nasional

Penjelasan Ilmiah Soal Fenomena Hujan Es

Dr Tri Handoko Seto

 

Hujan es yang terjadi di Desa Simaninggir Kecamatan Siabu, Mandailing Natal, Rabu sore (3/5/2017) mengejutkan warga.

Lantas muncul pelbagai pertanyaan di benak warga, mengapa timbul hujan es? Apa arti fenomena ini?

Berdasar paparan Kepala BBTMC – BPPT, Dr Tri Handoko Seto, S.Si, M.Sc, fenomena ini sangat bisa dijelaskan secara meteorologis: musim dingin di kawasan lintang utara bertemu udara lebih dingin dari bagian lebih utara lagi.

“Seperti Vietnam dan lain-lain itu ada di Lintang Utara, sedangkan matahari sekarang berada di selatan. Kalau di utara musim dingin, di selatan musim panas. Artinya, memang temperatur udara relatif lebih dingin dibanding beberapa bulan lalu,” jelas Tri Handoko.

Saat udara relatif dingin ini, kondisi sistem di atmosfer terbentuk pola-pola tekanan rendah tertentu yang memungkinkan terjadinya pembentukan awan dan hujan. Namun jika kondisi ini berdiri sendiri di wilayah itu, tidak akan terjadi hujan salju.

“Sistem itu bertemu massa udara dingin di sebelah utaranya lagi kemudian menjadi seperti yang seperti beberapa hari lalu terbentuk hujan salju yang cukup banyak,” jelas Tri yang pernah menjadi Ketua Penanggungjawab Lapangan BPPT dalam pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca saat musim hujan Jakarta pada Januari 2013.

Berikut wawancara dengan Tri Handoko Seto yang dilansir Detik.com :

 

Apakah turunnya salju di Timur Tengah dan Vietnam ini anomali atau wajar?
Kalau dilihat sebagai anomali boleh karena kejadiannya tidak sering. Dilihat wajar ya tergantung hari, bagaimana tinjauan meteorologisnya. Kalau melihat kebiasannya tidak seperti itu, ada sebabnya mengapoa terjadi seperti itu. Sebenarnya juga walaupun bisa dibilang agak langka tetapi secara meteorologi tidak terlalu sulit menjelaskannya. Seperti Vietnam dan negara Timur Tengah lain itu kita ketahui ada di Lintang Utara, sedangkan matahari sekarang sedang berada di selatan. Kalau di utara musim dingin di selatan musim panas. Artinya memang temperatur udara di utara relatif lebih dingin dibanding beberapa bulan lalu. Saat kondisi itu, sistem di atmosfer terbentuk pola-pola tekanan rendah tertentu yang akibatkan itu memungkinkan terjadinya pembentukan awan dan hujan. Jika kondisi itu berdiri sendiri di wilayah itu maka tidak akan terjadi hujan salju, apalagi menumpuk setebal itu.

 

Lantas apa yang menyebabkan salju bisa terbentuk dan turun?
Kemarin ada pergerakan udara sangat dingin dari utaranya lagi, bergerak menuju ke situ (ke wilayah bertekanan rendah). Udara yang sangat dingin inilah bertemu atmosfer terbentuknya awan dan hujan sehingga sistem itu lebih dingin lagi. Jadi terjadinya musim dingin, memang utara lagi musim dingin, sistem itu bertemu massa udara dingin sebelah utaranya lagi. Sistem itu kemudian menjadi seperti yang beberapa hari lalu terbentuk hujan salju yang cukup banyak.

Apa udara bertekanan tinggi di bagian belahan Bumi utara itu juga cukup sering terjadinya?
Tidak sering. Kalau dibilang langka ya langka karena tidak sering. Anomali ya anomali, jauh di atas rata-rata historisnya. Namun begitu ada penjelasan meteorologisnya. Udara yang bertekanan tinggi yang lebih dingin menuju ke wilayah yang bertekanan lebih rendah. Sebenarnya pergerakan udara dingin itu juga sering terjadi di Indonesia, sering juga.

 

Pergerakan udara dingin sering terjadi di Indonesia, kapan?
Banjir Jakarta pada Januari 2013 kemarin salah satu penyebabnya datangnya massa udara dingin dari Laut China Selatan dan diturunkan di sekitar Jakarta. Hal itu mengakibatkan Jakarta hujan deras. Itu cuma salah satu penyebabnya, faktor yang lain ada. Tapi karena di Jakarta udaranya tidak dingin, ya hujannya hujan air.

 

Apakah salju mungkin turun di Indonesia?
Kalau bilang tidak mungkin, probabilitas nol rasanya terlalu arogan. Peluangnya sangat kecil tetapi itu masih dimungkinkan. Memang kemungkinannya sangat-sangat kecil.

 

Bagaimana dengan hujan es yang pernah terjadi di Jakarta, apakah mekanismenya persis seperti terjadinya hujan salju?
Hujan es, itu beda. Kalau mekanisme terjadi hujan es ada masuknya massa udara yang dingin dari utara, ada peluang terjadinya hujan salju walau tidak terlalu banyak, tapi masih terbuka. Hujan es itu karena ada awan yang sangat tinggi menjulang, di atas 17 ribu kaki. Di atas kan dingin, kemudian terbentuk butir-butir es. Itu kemudian jatuh ke bawah. Nah kalau udaranya hangat, dia berubah jadi air. Kalau udara di bawah dingin, seperti habis hujan dan terjadi di sore hari, maka es yang diatas tetap berbentuk es, akhirnya terjadi hujan es.Jika peluang ke situ, ada hujan es kemudian muncul massa udara dingin dari utara, maka mungkin terbentuk salju meski tidak besar. Kecil sekali peluangnya, ada tapi tidak besar.

 

Seperti halnya hujan, apakah turunnya salju juga bisa dimodifikasi?
Di negara Jepang hujan buatan itu membuat salju atau mempertebal salju. Hujan salju, di wilayah tertentu bukan dengan garam melainkan dengan inti es di awan maka dia terjadi penggumpalan udara dingin menjadi butir-butir es sebagai salju yang lebih banyak.

 

Apa manfaatnya salju buatan itu?
Manfaatnya untuk cadangan air. Kalau salju sudah habis dan udara hangat, tumpukan salju itu menjadi air, untuk cadangan. Kalau banyak salju tebal udara agak hangat kan menjadi air. Justru sejarah modifikasi cuaca itu awalnya pengintian es. Mempercepat terbentuknya kristal es. Di atas yang terjadi itu ada uap air yang sangat dingin. Uap air saja tidak berat, tidak mungkin jatuh hujan. Jadi diberikan inti es agar menjadi kristal es dan jatuh menjadi hujan salju.

 

Apakah hujan salju yang jarang terjadi di Vietnam dan negara Timur Tengah ini tanda-tanda perubahan iklim?
Mengaitkan perubahan iklim tidak semudah itu. Tetapi perubahan iklim ada 2 mazhab, ada mazhab meyakini dan tidak meyakini. Ilmuwan juga ada mazhabnya. Kalau yang sangat meyakini tentu dengan cepat mengatakan itu perubahan iklim, nah yang tidak meyakini mengatakan bukan karena perlu pengkajian lebih lanjut. Butuh penelitian, data-data puluhan tahun bahkan ratusan tahun sebelumnya. Kaya saya, saya belum berani memastikan perubahan iklim, tapi teman-teman yang meyakini akan mengatakan itu perubahan iklim dengan cepat. Perlu lihat data ratusan tahun dulu, perlu pendekatan, seperti frekuensinya, magnitude, kalau memang iya, mungkin itu perubahan iklim. Perubahanan iklim itu lebih banyak dipicu global warming, sekarang yang terjadi justru pendingingan. Ada periode bergeraknya massa udara dingin dari utara, ke ekuator. Beberapa (ilmuwan) menyebutkan adanya pemanasan berlebih, padahal bukan itu.

 

Berarti pendinginan juga bisa dikategorikan perubahan iklim?
Mainstream-nya itu perubahan iklim akibat global warming. Nah kalau terjadi pendinginan rasanya bertentangan dengan mainstream global warming, ada mazhab global warming, suhu lebih panas menyebar ke arah utara. Peristiwa badai tropis dan sebagainya secara faktor bisa dibilang global warming, pemanasan. Ketika yang terjadi hujan salju tentu kalau dibilang perubahan iklim, tidak sesuai mainstreamnya. Entah kalau nanti ada mazhab lain yang sebaliknya.

 

Ada teori konspirasi yang mengatakan bahwa hujan salju ini tentang Weather Warfare alias modifikasi cuaca untuk kepentingan perang, apakah mungkin itu?
Secara terori mungkin, tapi tinjauan ekonominya belum masuk. Untuk perang bisa saja, tapi hitung-hitungan ekonomi, kewajaran, manfaat dan mudaratnya, itu ambisiuslah ya. Isu-isu seperti itu jangan dibiarkan liar menjadi isu yang menyeramkan. Semua ada penjelasan meteorologisnya. Orang mungkin panik. Yang terjadi saat ini ada penjelasan meteorologisnya. Yang proporsional saja.

 

Sumber: Detik.com

Editor  : Dahlan Batubara

 

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.