PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Oknum Badan Permusyawaratan Desa ( BPD) Desa Sirambas, Kecamatan Panyabungan Barat Kabupaten Mandailing Natal ( Madina) Abdul Wahab Nasution mencak mencak pada warga disaat acara bagi bagi uang di gedung desa Sirambas Jum’at 13/9/2024.
Perdebatan antara warga dan oknum BPD berawal saat warga bernama Ahmad Toyib mempertanyakan asal dana yang di bagi bagi ke warga. Tiba tiba oknum BPD langsung nyerocos dan membentak warga dengan kata kata tidak wajar keluar dari mulut seorang Badan Permusyawaratan desa.
Beruntung saat kejadian ada Babinsa dan Polisi yang melerai sehingga perdebatan itu berhenti, namun pembagian uang tetap berjalan.
Dari keterangan perangkat Desa Sirambas yang turut membagikan uang tersebut mengaku, sejumlah uang yang dibagikan merupakan hasil kebijakan Forkopimcam Panyabungan Barat dan Pemerintah Desa Sirambas.
Ketika ditanya apakah uang yang diserahkan ke 137 warga penerima tersebut adalah dana BLT. Perangkat desa itu mengaku bukan dana BLT melainkan kebijakan yang disepakati Forkopimcam dan Desa Sirambas. Dari 137 penerima uang, masing masing menerima Rp. 120.000.
” Uang ini bukan Bantuan Langsung Tunai ( BLT) karena sisa dana desa kemaren itu sudah masuk ke kategori silpa, jadi uang yang diserahkan ke 137 warga ini adalah uang kesepakatan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan ( Forkopimcam) dengan Desa Sirambas” Jelas perangkat desa yang tidak mau disebut namanya itu.
Kepala Desa Sirambas Ilman Suhdi yang berupaya dikonfirmasi tidak berhasil, panitia pembagian uang ke 137 warga desa sirambas itu mengaku bahwa Kades sedang menjenguk mertuanya di Rumah Sakit.
Konflik antar warga dengan Kepala Desa Sirambas dan Perangkatnya nampaknya semakin menjadi jadi, konflik ini berawal saat warga desa protes terhadap Kepala Desa mereka yang dinilai tidak transparan. Warga melakukan protes 2 pekan lewat ke kantor desa. Karena Kades tidak menerima aspirasi warga, wargapun nekat melempari kantir desa dengan tomat yang membuat kaca jendela kantor desa pecah.
Kepala Desa Ilman Suhdi pun melaporkan pengrusakan kantor desa itu pada Polisi di Polres Madina dan saat ini polisi sedang melakukan proses penyelidikan.
Sejak itu, warga terus melakukan perlawanan kepada Kepala Desa karena warga menilai perlakukan Kepala Desa tidak lagi mencerminkan sosok pemimpin desa akibat Kepala Desa tega melaporkan warganya sendiri ke Polisi. ( fikri)