Oleh: Irwan Daulay
Pemerhati Perekonomian
Di masa kepemimpinan Bupati Amru Daulay pertumbuhan tertinggi berada di 13,06 % pada tahun 2010.
Di era Dahlan Hasan Nasution-Ja’far Sukhairi Nasution pertumbuhan tertinggi di angka 6,49 % pada tahun 2014.
Di era pasangan SUKA (Ja’far Sukhairi Nasution-Atika Azmi Utammi Nasution) tertinggi di tahun 2023 sebesar 4,93 %.
Namun di akhir masa jabatan SUKA PDRB Madina turun 4,83 %. (Sumber: BPS, Madina Dalam Angka).
Menjadi tantangan besar bagi pasangan SAHATA (Saipullah Nasution-Atika Azmi Utammi Nasution) menaikkan pertumbuhan ekonomi Madina setidaknya melampaui pasangan Dahlan-Sukhairi yang sebesar 6,49 % di tahun 2014, atau di akhir periode pasangan tersebut mencapai 8% sesuai dengan target Pemerintah Pusat secara nasional.
Ini tidak mudah di kala kondisi perekonomian nasional sedang tidak baik-baik saja, namun jika pasangan ini benar-benar fokus mengejar pertumbuhan ekonomi dengan mengerahkan seluruh kekuatan yang dimiliki bukan suatu yang mustahil dapat diraih, apalagi Kebupaten Mandailing Natal (Madina) memiliki segala syarat untuk tumbuh, misalnya Sumber Daya Kehutanan-nya yang sangat potensial digarap untuk proyek perhutanan sosial, Sumber Daya Laut-nya yang dapat digenjot meningkatkan produksi tangkap dan budidaya, begitu juga melanjutkan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Batahan untuk menggenjot industrialisasi yang sempat tertunda di era pasangan SUKA.
Lalu meningkatkan konektivitas antar pusat-pusat pengembangan di Madina, baik konektivitas untuk pengembangan pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, energi, pariwisata, dengan Bandara Jenderal AH Nasution sebagai pendukung serta KEK Batahan sebagai refanery dan kepentingan ekspornya.
Yang paling penting dan segera ialah peremajaan karet rakyat yang sudah menua seluas 10.000 hektare yang menjadi hajat hidup utama masyarakat Madina selain pertanian sawah dan sawit.
Oleh karena itu pasangan SAHATA mulai saat ini harus rajin-rajin membuka data dan menganalisisnya sehingga lahir kajian teknokratif tentang kondisi ekonomi makro Madina. Kajian ini sangat penting sebagai acuan utama menetapkan skala prioritas pembangunan selama lima tahun ke depan, baik yang akan dituangkan dalam APBD, program investasi dan proyeksi konsumsi rumah tangga.***