Berita Nasional

Presiden Jokowi Awasi Pembangunan Listrik 35.000 MW di Seluruh Indonesia

 

JAKARTA (Mandailing Online)  – Presiden Jokowi mengatakan akan mengawasi pembangunan proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt di seluruh Indonesia agar dapat terrealisasi tepat waktu.

Presiden juga menghimbau gubernur, bupati/walikota  yang wilayahnya dijadikan lokasi proyek untuk  membantu mempermudah perizinan dan membantu proses pembebasan lahan.

Proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt senilai 1.100 triliun ini diharapkan selesai pada 2019. Demikian dikatakan Presiden Jokowi dalam pidato sambutan pada acara peluncuran Program 35.000 megawaat untuk Indonesia, Senin (4/50) di Bantul, Yogyakarta.

 “Akan saya awasi dan pantau proyek ini. Apabila ada masalah segera selesaikan saat itu juga di lapangan,” katanya.

Jokowi menambahan, proyek 35.000 megawatt membuka peluang besar bagi industri komponen di dalam negeri. Ia meminta swasta berperan aktif membangun industri komponen pendukung ketenagalistrikan dan berharap serapan komponen lokal mencapi 60 persen.

Hadir dalam acara itu antara lain Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basir, Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono  X dan Bupati Bantul Sri Surya Widati.

Jokowi juga meminta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan mengawasi pelaksanaan proyek dari hari ke hari dan dari bulan ke bulan. Dengan cara itu, setiap ada masalah akan segera diketahui.

Sementara itu, Sudirman Said menyatakan, proyek senilai 1.100 triliun ini akan menyerap tenaga kerja langsung 650.000 orang dan tenaga kerja tak langsung satu juta orang. Selain itu, proyek ini memerlukan 301.500 kilometer konduktor aluminium, 2.600 set trafo, dan 3,5 juta ton baja.     

Direktur Eksekutif Institute for Essential  Servise Reform Fabby Tumiwa  mengatakan, proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt akan menghadapi sejumlah tantangan, antara lain pendanaan dan pembebasan lahan.

“Masalah pendanaan pada investor swasta menjadi masalah tersendiri,” katanya.

Program pembangunan  pembangkit listrik 35.000 megawatt terdiri atas 109 proyek. PLN mengambil peran pembangunan 1.000 megawatt (35 proyek) dan sisanya 25.000 megawatt (74 proyek) akan dibangun pihak swasta. Proyek itu tersebar di 210 lokasi di seluruh Indonesia.

Dari prioyek 35.000 megawatt itu, sebanyak 20.000 megawatt berupa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), 13.000 megawatt bertenaga gas, dan sisanya 2.000 megawatt dari energi baru terbarukan, termasuk pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Secara terpisah, peluncuran proyek pembangkit 35.000 megawatt dibarengi dengan peletakan batu pertama Pembangkit Listrik Tenaga Air Jatigede di Sumedang, Jawa Barat, berkapasitas 2 kali 55 megawatt, PLTU Pangkalan Susu Unit III dan IV di Sumatera Utara berkapasitas 2 kali 220 megawatt, dan PLTU Takalar, Sulawesi Selatan, berkapasitas 2 kali 100 megawatt.

 

Tenaga Angin

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, proyek pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Pantai Samas, Kabupaten Bantul, DI Yogyaarta merupakan PLTB yang pertama kali di Indonesia berkapasitas 50 megawatt. Umumnya, skala PLTB yang dikembangkan di Indonesia berkapasitas 1 sampai 10 megawatt.

PLTB Samas diharapkan menjadi proyek pemicu pemanfaatan tenaga angin untuk listrik dalam skala besar. PLTB Samas menurut rencana dibangunan mulai tahun 2016. PLTB samas akan memiliki 25 kincir angin yang masing-masing berkapasitas 2 megawatt. Panjang jari-jari kincir 60 meter dan tinggi kincir 180 meter. Investasi yang dibutuhkan untuk PLTB Samas Rp. 1,7 triliun.

Sumber: Kompas
Editor  : Dahlan Batubara

 

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.