Seputar Madina

PWI-KWRI Sosialisasi Energi Panas Bumi

 

PANYABUNGAN (Mandailing Online) – Eksploitasi panas bumi bagi pembangkit litsrik tidak mempengaruhi areal pertanian di sekitarnya, pada pada kesuburan tanah ataupun air.

Dan berdasarkan pengalaman proyek-proyek panas bumi di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa pertanian lokal dapat berjalan berdampingan secara baik dengan operasi panas bumi.

Pembangkit panas bumi Wayang Windu di dekat Bandung, Jawa Barat, misalnya, berdampingan dengan salah satu area tanaman budidaya yang paling produktif di Indonesia, dan dengan salah satu perkebunan teh terbesar di Indonesia.

Itu dikemukakan ahli pengeboran Panas bumi, Dorman Purba pada sosialisasi tentang panas bumi kepada kalangan wartawan di Mandailing Natal (Madina) yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bersama Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) bekerjasama dengan PT.Tirta Kencana Selaras di Aula Hotel Rindang, Kamis (9/4).

Acara itu mendatangkan ahli pemateri dari PT. Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), yakni Hermansyah bidang Safety Briefing, Birean Sagala tentang konsep panas bumi, Dorman Purba ahli pengeboran (Driling), dan Apriadi Djamhurie Gani materi bidang CDCR.

Sosialisasi itu membahas banyak aspek, mulai dari kebutuhan energy listrik secara nasional, perbedaan panas bumi dengan minyak dan gas, lingkungan hidup di sekitar geothermal, tehnologi pengeboran, undang-undang panas bumi dan aspek soial lainnya.

Birean Sagala soal konsep panas bumi menyatakan bahwa esploitasi panas bumi juga telah dilakuan di berbagai negara sejak tahun 1827, dan industri pemanfaatan panas bumi termasuk ramah lingkungan dibanding dengan pertambangan minyak dan gas.

Di sisi lain, Dorman Purba menyatakan areal pengeboran panas bumi hanya membutuhkan areal sekitar 2 hektar, luas itu itupun hanya sebentar selama pengeboran, setelahnya hanya tersisa kepala kepala sumur saja yang memakan tempat beberapa meter saja.

Tenaga pengebor berasal dari ahli-ahli yang perofesional serta berpengalaman di berbagai belahan dunia dan sudah memperoleh sertifikasi dari asosiasi ahli pengeboran, sebuah lembaga indevenden internasional.

Pengeboran dilakuan bertahap-tahap. Karena di tiap tahap, pipa selubung atau casing harus disemen terlebih dahulu, serta dilakuan analisa secara rinci. Lokasi pengeboran juga akan dipasang sungkup yang kuat sehingga abu pengeboran hanya bertahan di dalam sungkup.

Dikatakannya, eksplorasi panas bumi sangat jauh berbeda dengan eksplorasi minyak dan gas, sebab panas bumi hanyalah air panas di dalam perut bumi yang dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik. Air panas itu akan dikembalian ke dalam perut bumi dengan cara menginjeksi. Sebaliknya minyak dan gas adalah bahan yang mudah terbakar.

Ketua PWI Madina Sarmin Harahap menyatakan sosialisasi ini bertujuan menambah wawasan wartawan tentang energi panas bumi, karena kehadiran panas bumi di Madina merupakan hal yang baru dalam dunia pertambangan.

Dengan adanya sosialisasi ini, wartawan diharap mampu memahami seluk beluk pemanfaatan panas bumi bagi energy listrik sehingga dapat dengan jernih dalam penulisan.

Peliput : Holik Nasution
Editor  : Dahlan Batubara

 

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.