Tuntut Pelaku Ditangkap, Warga Sisipa Blokir Jalan
Warga Desa Siloung, Sialang, dan Parindoan atau Sisipa, Kecamatan Batang Toru, Tapsel, memblokir jalan dengan mendirikan tenda dan menanam pohon karet, Minggu (31/7) pagi. Aksi ini menyebabkan kemacetan sekitar 3 kilometer selama 6 jam.
Menurut Kades Sisipa Ikhlas Rambe, pemblokiran jalan tersebut merupakan buntut dari aksi pengeroyokan yang dilakukan sekitar 50 pemuda Desa Hutaraja, Kecamatan Muara Batang Toru, Minggu (24/7) lalu. Massa mengeroyok rombongan Naposo Nauli Bulung (NNB) Sisipa yang pulang berlibur dari Pantai Barat Muara Upu.
Diceritakan kades, rombongan NNB Sisipa pergi dengan menggunakan tiga angkot. Salah satu angkot terkena amuk warga Desa Hutaraja. Dan, angkot yang dimassa itu bernomor polisi BB 1124 HC dengan sopir Indra Syahwani Rambe (28). Di dalam angkot, ada sekitar 20 NNB Sisipa, dan 15 di antaranya wanita.
Awalnya, kata kades, rombongan NNB bermain bola di pantai. Lalu, tanpa sengaja salah seorang warga Desa Hutaraja terkena bola. Selanjutnya, rombongan NNB meminta maaf.
Sekitar pukul 19.30 WIB, rombongan hendak pulang ke Sisipa, tiba-tiba saja rombongan terakhir yang menaiki angkot BB 1124 dicegat beberapa orang yang tidak mereka kenal. Selanjutnya, tanpa ada ucapan apa pun bersama dengan puluhan massa lainnya, langsung melakukan aksi kekerasan dengan menghancurkan mobil dan memukuli penumpang yang ada di dalam menggunakan kayu dan botol. Akibat aksi ini, angkot hancur dan penumpang di dalamnya mengalami luka-luka serius.
Kades menambahkan, beberapa penumpang yang mengalami luka adalah Indra Syahwani Rambe (sopir), Rita Siregar (18), Dodi (18), Mita (20), Mujur Siregar (22), Asda (17), Tilom (17), Lasmi (17), Iman Rambe (17), Saddam (17) dan lainnya.
Setelah diamuk massa, rombongan ini melanjutkan perjalanan pulang. Lalu, melaporkan kejadian tersebut kepada warga Desa Sisipa. Lantas, oleh warga kejadian ini dilaporkan ke Polsek Batang Toru. Dan, para korban dirawat di klinik Ryiski Batang Toru.
Namun, sambung kaeds, seminggu setelah dilaporkan tidak ada tanda-tanda pelaku pengeroyokan akan diproses oleh Polsek Batang Toru. Selanjutnya, perwakilan Desa Sisipa diutus ke Desa Hutaraja untuk membicarakan masalah tersebut, tetapi tidak mendapatkan respon dari pihak Desa Hutaraja.
Akhirnya, karena tidak ada respon dari warga dan polisi, masyarakat Sisipa memutuskan memblokir jalan agar persoalan mereka ditanggapi. “Itu lah alasan mengapa kita sampai melakukan aksi blokir jalan. Harapan kita persoalan yang sedang kami hadapi ditanggapi oleh pemerintah. Dan, pihak kepolisian segera menangkap pelaku kekerasan, lalu diproses secara hukum dan kerugian yang kami alami diganti,” tegas kades.
Setelah dilakukan mediasi antara Polres Tapsel yang dipimpin Kompol Zainuddin P dengan tokoh masyarakat Desa Sisipa dan Camat Batang Toru A Raja Nasution, disepakati dalam surat perjanjian persoalan ini akan diserahkan kepada muspida plus. Akhirnya, masyarakat membuka blokir jalan sekitar pukul 14.00 WIB.
Wakapolres Tapsel Kompol Zainuddin didampingi Kabag Ops Kompol J Siregar mengatakan, pihaknya sudah mengetahui identitas para pelaku kekerasan. Jumlahnya lebih dari satu orang. Namun, sejauh ini pihaknya masih mengumpulkan bukti-bukti kuat untuk bisa menyeret para pelaku ke ranah hukum. “Secepatnya para pelaku akan kita tangkap,” tegas keduanya.
Sementara itu, soal permintaan ganti rugi yang diajukan warga Desa Sisipa, pihaknya akan membantu kecamatan untuk melakukan mediasi antara warga Sisipa dengan Hutaraja. “Kita berada di jalur hukumnya. Soal ganti rugi jadi ranah pemerintah. Namun, kita akan bantu mediasi,” sebut keduanya.
Camat Batang Toru A Raja Nasution menegaskan, pihaknya akan berupaya melakukan mediasi dengan Camat Muara Batang Toru agar persoalan ini segera selesai. (phn)