Artikel

SEJARAH KIAN KABUR

Oleh : Riani, S.Pd.I
Guru tinggal di Medan

Ranah pendidikan merupakan tempat menempa cikal bakal generasi, agar tercipta gambaran yang kuat pada peserta didik maka mata pelajaran (mapel) Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu sarananya. Namun amat disayangkan bila mapel SKI ini ikut tergerus arus moderasi.

Kementerian Agama meminta guru madrasah pengampu mata pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) untuk menyampaikan materi secara komprehensif. Hal ini perlu dilakukan agar siswa memiliki pandangan yang utuh atas fakta-fakta sejarah Islam yang terjadi. “Sampaikan kepada peserta didik, fakta sejarah yang komprehensif agar siswa memahami sejarah Islam masa lalu secara utuh,” pesan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Muhammad Zain, di Tangerang, (25/2).

Kasubdit Bina GTK MA/MAK, M. Sidik Sisdiyanto menambahkan, kegiatan ini bagian upaya mengimplementasikan 3K. Yaitu, meningkatkan kualifikasi, meningkatkan kompetensi, dan meningkatkan kesejahteraan.“Besar harapan kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi guru, tidak hanya dalam mapel SKI tapi juga menjadi ruang untuk saling bertukar pengalaman terkait moderasi beragama di madrasah masing-masing,” ujarnya. (25/2)

Kampanye moderasi Islam menghadirkan sosok guru agama yang moderat atau mengambil jalan tengah, materi yang disampaikan secara komprehenship atau bermakna luas akan mengaburkan pengajaran sejarah yang cenderung kian dibatasi, ini dapat mengurangi nilai-nilai historis yang terkandung di dalamnya, serta mengubah sejarah yang harusnya obyektif menjadi subyektif. Selain itu moderasi dapat menyesatkan orientasi pengajaran materi sejarah. Sejarah kejayaan Islam dianggap hadir karena peradaban yang inklusif dan toleran sesuai perspektif liberal.

Materi atau kurikulum sejarah pada akhirnya ditentukan oleh dinamika politik dan orientasi liberal, menjadikan posisi kurikulum mapel SKI kerap bergerak mengikuti kehendak politik yang memanfaatkan pendidikan sebagai indoktrinisasi. Padahal jika benar ingin mengajarkan sejarah secara komprehensif semestinya mengajarkan sejarah secara utuh, tidak mendistorsi materi sejarah, sebagai contoh materi jihad, dihapus karena alasan tidak moderat, padahal jihadlah yang telah membuat Islam berkembang di seluruh penjuru dunia termasuk juga di Indonesia. Dengan semangat jihad, para pahlawan dulu berjuang melawan penjajah.

Islam menjadikan sejarah sebagai bukti nyata. Berbagai jenis peradaban Islam masih dapat disaksikan hingga kini. Peradaban Islam yang bersumber dari kitabullah dan sunatullah yang penyebarannya dilandasi semangat persatuan dibawah institusi negara. Peradaban Islam terus berkembang dari peradaban kebudayaan, bangunan, bahasa, adat istiadat, hingga pada ilmu pengetahuan dan banyak diadopsi hingga kini di dunia pendidikan.

Moderasi agama dalam ranah pendidikan terutama mapel SKI perlu diwaspadai, karena tentu saja implementasinya langsung ke peserta didik. Generasi merupakan aset negara, semangat yang muncul dengan mendalami sejarah secara utuh menjadikan sumbu pemantik semangat generasi dimasa depan. Wallahu’allam bishshawab

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.