Seputar Madina

Seputar Honorer Mengaku Ditiduri Anggota DPRD


Logistik Disuruh Djakfar Jemput Widuri
MADINA;

Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Mandailing Natal Jainal Siregar SH mengaku menjemput Widuri (nama samaran) ke rumahnya atas suruhan Djakfar Siddik Nasution. Jainal juga mengaku akibat menjemput bawahannya itu, rumahnya sempat dilempari warga dan didatangi keluarga Widuri karena dituduh ikut dalam skenario tersebut.
“Saya dimintai tolong oleh Djakfar untuk menjemput dia (Widuri, red) ke rumahnya untuk mengurus pertapakan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang rencananya akan dibangun di Desa Sihepeng, ke Kementerian Agama Wilayah Sumut di Medan, serta juga untuk mengurus kuliah Widuri di Medan. Saya hanya sekedar menjemput Widuri, karena disuruh dan diminta tolong oleh Djakfar,” kata Jainal ketika ditemui METRO di ruang kerjanya di gedung BPBD Madina, Kamis (10/2) sekira pukul 11.30 WIB.
Diceritakan Jainal, pada malam itu, meski tak ingat lagi hari dan tanggalnya, namun saat itu sekitar pukul 20.00 WIB usai dirinya makan malam di rumahnya di ujung Desa Sihepeng atau dekat ke SDN 2 Sihepeng, Kecamatan Siabu.
Kemudian Jainal keluar ke warung kopi dekat tempat tinggalnya atau berjarak sekira 20 meter. Setibanya di warung kopi, telepon seluler Jainal berdering. Ternyata yang menelepon adalah Djakfar. Anggota DPRD Madina itu menanyakan keberadaannya. ”Idia doho katua, get marsuoa sugari jolo (Kau lagi di mana ketua, mau jumpa dulu),” kata Jainal menirukan ucapan Djakfar kala itu.
Jainal pun menjawab dirinya sedang berada di warung kopi. Tak lama kemudian, Djakfar mendatangi Jainal.
Dijelaskannya, sekitar 20 menit kemudian, saat hujan turun, mobil yang ditumpangi Djakfar tiba di kedai kopi tempatnya hendak minum kopi.
Tanpa turun dari mobil jenis Kijang Japsul, Djakfar yang berada di dalam mobil bersama dua orang lagi yakni Kepala Desa berinisial R dan seorang stafnya, didatangi Jainal tanpa masuk ke dalam mobil. Seingat Jainal, saat itu posisi duduk Djakfar berada di kursi belakang sopir, sedangkan yang duduk di depan adalah Kepala Desa berinisial R.
”Saya jumpai dia (Djakfar) di dalam mobil. Djakfar bilang minta tolong untuk menjemput Widuri ke rumahnya agar berangkat ke Medan mengurus pertapakan MAN ke Kemenag Wilayah Sumut, sementara Widuri ikut untuk mengurus kuliahnya di Medan,” ujar Jainal.
“Saat itu saya menjawab kenapa harus saya yang menjemput, kan masih ada sopir. Namun Djakfar tetap minta tolong agar saya yang menjemput sambil menunjukkan berkas pengurusan MAN. Karena di situ ada kades, akhirnya saya niatkan menjemput Widuri, karena memang pengurusan MAN ini sangat diharapkan warga Sihepeng,” lanjutnya menceritakan.
Jainal pun mendatangi rumah Widuri dengan mengendarai sepedamotornya yang berada dekat pasar Sihepeng atau sekira 1,5 kilometer dari tempat Djakfar menunggu di depan SDN 2 Sihepeng.
Sekitar lima menit, Jainal sudah tiba di halaman rumah Widuri. Ternyata Widuri sudah berdiri di depan pintu dan langsung mendatangi Jainal.
“Setibanya di halaman rumahnya, Widuri langsung menemui saya dan minta tolong untuk minta izin ke orangtuanya dengan alasan bahwa dia (Widuri, red)) dalam urusan BPBD. Dan saya sempat tanyai dia (Widuri, red) apa hubungannya dengan Djakfar. Namun dia tak menjawab dan terus minta tolong dimintakan izin ke orangtuanya,” tutur Jainal mengungkapkan. Akhirnya Jainal masuk ke rumah meski tidak sampai duduk. Dia kemudian meminta izin ke ayah Widuri, dengan alasan sesuai permintaan Widuri, adalah urusan BPBD. Ayah Widuri mengizinkannya karena alasannya berhubungan dengan pekerjaan.
Setelah izin di dapat, Jainal langsung membonceng dan mengantarkan Widuri ke tempat di mana mobil Djakfar berhenti dan menunggu di pinggir Jalinsum Siabu bersama kades.
”Setibanya di mobil, mereka langsung berangkat. Dan saya lihat Widuri saat itu hanya membawa tas kecil saja,” tambahnya lagi.
Dituduh Istri Selingkuh
Tidak itu saja, pengakuan Jainal, ketika dirinya membonceng Widuri untuk diantar ke mobil Djakfar yang sedang menunggu di pinggir Jalinsum, seseorang ada yang mengadukan ke istrinya, bahwa dirinya membonceng Widuri pada malam itu. Akibatnya, rumah tangganya sempat berantakan dan dimarahi istrinya. Bahkan, istri Jainal menuding kalau Jainal selingkuh.
Karena ada dua alasan yang berbeda antara Widuri dan Djakfar untuk berangkat ke Medan, Jainal pun terus bertanya-tanya dalam diri, apa hubungan Widuri dengan Djakfar. Untuk memperjelasnya, Jainal pun berniat mempertanyakannya ke Widuri setelah pulang dari Medan.
Ketika Widuri pulang, Jainal mengaku pernah berulang kali menanyainya, apa hubungannya dengan Djakfar. Namun, pegawai honor di kantornya tersebut hanya menjawab tidak ada hubungan spesial antara keduanya.
”Sepulangnya dari Medan, dia (Widuri, red) masih sempat masuk kerja selama beberapa hari dan berulang kali saya Tanya. Namun dia (Widuri) mengaku tidak ada hubungan mereka. Sejak itulah kejadian itu terungkap dan rumah saya sempat dilempari masyarakat yang mengatakan kalau saya membantu Djakfar untuk menjemput Widuri. Bahkan orangtua Widuri pernah mendatangi saya dengan membawa kayu dan menuduh saya yang ikut dalam skenario itu,” tuturnya sembari menyebutkan kalau kejadian tersebut dirinya sangat dirugikan dan sampai saat ini, dirinya jadi sering cekcok dengan istrinya.
Sementara itu Djakfar Siddik Nasution saat hendak dikonfirmasi METRO melalui telepon selulernya terkait penuturan Jainal Siregar, Kamis (10/2) sekira pukul 14.00 WIB, tidak berhasil. Saat dihubungi, ponsel Djakfar tidak diangkat meskipun ada nada panggil. Ketika dihubungi kembali sekitar pukul 16.00 WIB, ponsel Djakfar tidak aktif lagi.
Sebelumnya, Djakfar Siddik Nasution, mengaku telah difitnah terkait adanya pengakuan Widuri (nama samaran), pegawai honor di Pemkab Madina yang mengaku telah ditidurinya. Selain itu, dia juga menyebutkan ada unsur pemerasan terkait hal tersebut.
“Kita akan menuntut balik atas pencemaran nama baik dan pemerasan. Sebab pengakuan dan laporan dia (Widuri, red) tidak benar dan itu hanya fitnah belaka,” kata Djakfar ketika dikonfirmasi METRO melalui telepon selulernya, Selasa (8/2) lalu sekira pukul 14.00 WIB.
Ketika ditanya pemerasan seperti apa? Djakfar enggan menjawabnya. “Nantilah kita adakan konferensi pers. Karena kita akan melaporkan dulu,” ujarnya. (wan)
Sumber : Metro Tabagsel

Comments

Komentar Anda