Budaya

SKATTER… SKATTERRR…

Cerpen
RINA YOULIDA

Nasi sudah jadi bubur. Tak guna lagi disesali, tak perlu…

Mungkin itulah kalimat yang pantas
disampaikan terhadap Jaultop yang sudah jatuh bangkrut karena kebiasaan barunya yang ia lakoni,
hanya sekitar lima bulan belakangan ini. Skatter… ya skatter. Sebuah permainan dengan aplikasi
Higgs Domino yang sedang viral di masyarakat dan sangat digandrungi anak-anak, remaja hingga
orang dewasa, bahkan yang sudah mulai lanjut usia juga masih terikut pula.

Jaultop yang sering terdengar dipanggil teman sebayanya di lopo sebagai Mr. Top, selama ini
hidup bahagia dan tenteram bersama istri dan kedua anaknya yang sudah beranjak dewasa.

Putri jelitanya yang selalu tampak di balik kerudung itu, sudah duduk di bangku sekolah menengah
atas. Sebentar lagi akan bertarung dalam persaingan menuju perguruan tinggi dengan kawan
seusianya se Nusantara, berharap dapat menjadi mahasiswi di universitas idamannya. Sudah pasti
Mr. Top yang akan dihadapkan pada kebutuhan biaya yang tidak sedikit untuk anak sulung
kebanggaannya, Namora.

Sigagah Fartan anak bontotnya, pun telah duduk di kelas satu SMA. Kegagahan dan postur
tubuhnya terlihat sangat menonjol mengimbangi kecerdasannya. Fartan yang selalu penuh
semangat selalu asyik-asyik saja dengan berbagai kegiatan ekstra di sekolah. Syukurnya Mr. Top
selalu diberi berkah oleh Yang Maha Pengasih dengan usaha kerasnya, mampu menyanggupi
kebutuhan dengan biaya yang tidak sedikit untuk standar ekonomi keluarga Mr.Top dan istrinya
Naelan, yang sehari-hari berjualan mie sop di warung “Ria Mala“ milik mereka yang tampak laris manis.

Keberadaan keuangan yang semakin baik, membuat Mr. Top bisa menyisihkan waktu ke lopo
(kedai kopi) untuk bersenda gurau dan bergaul seperti kebiasan orang Mandailing pada umumnya.

Di lopo Mr. Top pun dikenalkan kawannya pada sebuah permainan modern di smartphone. Sembunyi-sembunyi belajar bermain, dia pun semakin tertarik karena memang sangat menarik. Dia sembunyi-sembunyi menekuninya, karena sebagai Mr. Top, malu
ketinggalan zaman, karena ianya sudah termasuk yang terlambat mengenal permainan ini,
sementara orang di lopo pada umumnya sudah paham dan sering bermain.

Dia pun semakin mendalami permainan yang booming disebut dengan Skatter, ternyata benar
mengasikkannya. Mr. Top pun larut bersama pengunjung lopo dan pola hidup pun berubah.
Sangkin asyiknya mulai dia begadang, dan pulang pagi ke rumah. Sulit baginya sudah untuk
mengantar dan menjemput anak-anaknya sekolah karena pagi hari ia baru tidur dan banyak
perubahan yang menyesakkan, sehingga istrinya semakin jengkel.
Mengambil uang hasil penjualan mie sop tanpa sepengetahuan istri pun jadi kebiasaan, karena tergiur sajian skatter yang beri banyak harapan palsu.

Akhirnya Naelan harus menutup warung yang selama ini merupakan andalan keluarga turun-temurun sebagai warisan keluarga. Kini
Naelan tak sanggup lagi memodali usahanya karena setiap hari tanpa berfikir panjang Mr. Top
telah menghabiskan pendapatan hasil berjualan mie sop untuk membeli Chip agar ia bisa melanjutkan permainan skatter-nya. Tutup sudah warung “Ria Mala”.

Naelan yang telah cukup sabar menghadapi perangai suaminya yang seolah mendewakan si
Kakek Merah dari aplikasi skatter itu, mulai merasa jenuh dan ingin sekali rasanya ia meninggalkan suaminya, tapi karena ingat dengan kedua anaknya yang sangat ia cintai, ia masih mengurungkan niatnya.

Wajar ia marah dan kesal. Ia pasti lelah karena kini harus menjadi
asisten rumah tangga (ART) di rumah tetangganya yang bekerja di salah satu bank swasta pasca
penutupan Warung “Ria Mala”.
Senyatanya upah sebagai ART tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, apalagi Mr. Top
yang selalu menuntut jatah uang jajan untuk membeli chip setiap hari. Bagaimana tidak kesal ?, satu “B” chip yang ia beli senilai Rp. 70.000, akan habis hanya dalam beberapa menit saja. Tapi
ia sangat optimis akan berhasil mendapatkan Jakpot dari Big Win atau Super Win yang ia
mainkan. Hingga ratusan ribu dalam hitungan menit hal yang lumrah tersedot bandar elektronik.
Beberapa kesempatan di Slot Higgs Domino yang Mr. Top mainkan, tak jarang ia mendapatkan
Jakpot dengan total mencapai tiga juta rupiah, tapi sebagian dari hasil jakpot yang ia dapatkan digunakan untuk membayar hutang-hutangnya pada beberapa temannya sesama pecinta skatter, hingga terkadang ia hanya mendapat sedikit saja sisa jakpot-nya yang ia gunakan lagi sebagai
Max Bet atau modal permainan sketter berikutnya untuk dipertaruhkan.

“Oooo Naelan istriku sayang….., tunggu abang jakpot 5 Kepala Naga kali 30, jangankan buat
modal usaha, keliling dunia kau akan kubawa, jadi sabar saja lah”. Itulah kalimat yang sering
keluar dari Mr. Top tiap kali istrinya mengeluhkannya.

Tapi apa yang ia daptkan? Hanya hutang yang semakin menggunung ia ciptakan hingga akhirnya surat tanah satu-satunya yang Mr. Top
milikipun, harus digadaikan terdesak tagihan melunasi hutang-hutangnya.

Tak ada yang lebih
berat bagi Naelan, karena mereka terpaksa harus meninggalkan rumah dan warung yang selama
ini mereka tempati sekaligus tempat mereka berusaha mencari nafkah.

Mr. Top tidak sadar bahwa permainan ini sudah diatur oleh mesin untuk tiap nomor HP yang digunakan sedemikian rupa, untuk menang tangguh di awal sampai kecanduan. Server besar akan
atur sedemikain hingga kecanduan tersebut selalu menggiurkan, namun mesin yang tetap untung.
Umpamanya pemain sudah tersedot Rp 5 juta, maka mesin akan atur si pemain dengan nomor
HP tersebut akan menang tiba-tiba sebanyak Rp 3 juta. Artinya mesin masih menang Rp 2 juta.
Mesin juga memberi kemenangan mutlak bagi beberapa nomor HP sebagai pembantah bila ada
yang mengatakan tidak ada untungnya. Seakan memang diperlukan keahlian dalam sketter ini.

Tanah, rumah dan warung milik mereka sudah disita karena tak sanggup membayar hutang,
maka dengan berat hati kini mereka harus ikhlas menempati satu rumah kontrakan kecil kumuh
dan tak terawat demi kelangsungan hidup Jaultop, istri dan kedua anaknya. Gadis cantik dan
putra gagahnya terancam pendidikannya sudah.

Hati kecil Jaultop alias Mr.Top, merasa bahwa apa yang telah ia lakukan sudah sangat merugikan
kehidupannya dan keluarganya. Entah setan apa yang merasukinya hingga Skatter selalu menarik
Mr. Top untuk tetap memainkannya, apalagi ia masih tetap berhubungan dan berada di sircle
teman-teman yang selalu melakukan hal yang sama.

Bagi meraka Skatter adalah dunia baru yang harus terus dijejal karena penuh harap, meskipun itu
harapan palsu, namun keinginan untuk terus memainkannya tidak bisa ditolak. Sedekah yang
sering Mr. Top dapatkan dari teman-temannya yang Jakpot atau dari aplikasi yang ia mainkan
membuatnya merasa selalu masih ada harapan untuk mendapatkan dan mengumpulkan ayam,
harimau dan poin-poin lainnya, agar bisa jakpot.

Tapi namanya juga judi, slot yang ia mainkan terkadang sudah jakpot besar di depan mata. Harimau yang terkadang tinggal satu lagi agar penuh sekandang akhirnya ludes karena harapan yang terlalu besar dan bet yang dipertaruhkan kandas entah kemana. Sial nian.

Sungguh kesabaran itu memang ada batasnya. Kondisi ekonomi yang sudah sekarat pun, Naelan
tidak melihat adanya niat untuk berubah pada suaminya. Jangankan mau mencari usaha untuk
membantu memenuhi kebutuhan rumahtangganya dan tidak hanya mengharap hasil dari kerja
istrinya sebagai asisten rumah tangga, justru ia makin larut dalam kecintaannya pada skatter.
Akhirnya dengan penuh emosi dan amarah, yang sudah lama membatu dalam hati Naelan,
dengan segenap kekuatan dengan muka tembok, ia mendatangi lopo tempat Mr. Top biasa
nongkrong. Sambil berjalan menuju lopo tujuannya, dari kejauhan ia sudah melihat suami dan
rekan-rekannya yang masing-masing sibuk dengan HP nya, yang diyakininya bermain sketter di tangan tanpa saling bertegur sapa. Sepertinya lopo itu, kini sudah berubah fungsi dari tempat yang riuh dengan pembahasan beraneka topik menjadi area ngumpul tanpa bicara. Bukan karena
menghindari gibah tentunya, tapi karena fokus pada sketter-nya masing-masing. Sangkin fokusnya, tak ada orang di lopo yang perhatikan kedatangan Naelan, dia masih sempat
dengar suara agak riuh menyebut ….. “Skater”…. Skater”… berkali-kali.

Tanpa berkata sepatah
katapun Naelan merampas HP android yang sedang Mr. Top mainkan dan membantingnya ke lantai lopo, kemudian menginjak-injaknya hingga bentuknya sudah tidak karuan lagi dan yang pasti sudah tak bisa digunakan lagi.

Mr. Top yang tidak tau dengan kedatangan istrinya sontak terperanjat dari tempat duduknya. Sebelum sempat bicara, istrinya sudah terlebih dulu berkata bahwa ia akan kembali ke rumah orangtuanya dan akan meninggalkan kedua anaknya bersama Mr. Top jika masih saja tidak
menghentikan kebiasaan ber-sketter. Ia berkata tak butuh suami punya HP tapi tak punya pekerjaan.

Mr. Top yang berusaha menutupi amarah karena hancurnya android kesayangannya dan rasa malu yang luar biasa pada teman-temannya, dengan wajah memerah tak sanggup berkata-kata karena istrinya memang berada di posisi yang benar.

Dua minggu lepas dari sketter dan keseharian tanpa HP, Mr. Top mulai bekerja sebagai buruh bangunan membantu istrinya memenuhi kebutuhan keluarga.

Naelan melihat perubahan dan
kemauan suami untuk berusaha dan bekerja, seperti biasanya wanita, Naelan pun berdamai dengan hatinya. Dia juga iba dengan friend lamanya ini. Lagi-lagi keibuannnya lirih, diapun
mengurai kata “meskipun penghasilan kecil, itu lebih baik buat friend lamanya ini dari pada tidak bekerja sama sekali dan hanya berjibaku dengan sketter setiap hari.

“Tak apalah kami JAMILA (jatuh miskin lagi) sekarang, dengan berubahnya kebiasaan Mr. Top
suamiku, Yang Pengasih dan Penyayang pasti akan memperbaiki kehidupan kami kedepannya”.
Itulah lirih yakin Naelan dalam batin. ***

RINA YOULIDA, SPd adalah guru Bahasa Indonesia di SMP N 6 Panyabungan. Fiksi ini ditulis dilatari harapan munculnya kesadaran tentang kerugian dari fenomena Scatter yang sedang merasuki masyarakat.

Comments

Komentar Anda

Silahkan Anda Beri Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.